Sriwijayamedia.com – Wakil Ketua (Waka) BKSAP DPR RI Irine Yusiana Roba Putri menegaskan bahwa Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong perdamaian global, terutama terkait isu Palestina, serta penguatan kerja sama antarnegara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
“Hari ini saya bersama Pak Gilang mendampingi Ibu Ketua DPR RI dalam pertemuan bilateral dengan empat negara, yaitu Aljazair, Oman, Bahrain, dan satu negara pengamat, yaitu Republik Ceko,” ujar Irine, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/5/2025).
Irine menyampaikan bahwa mereka membahas berbagai isu, khususnya penguatan kerja sama antarnegara OKI dan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.
DPR RI bersikap tegas terhadap dukungan Indonesia terhadap Palestina tidak akan pernah terputus sampai Palestina benar-benar merdeka dan berdaulat.
Ia juga menambahkan bahwa negara-negara mitra juga diajak untuk secara kolektif mengutuk berbagai bentuk kekerasan terhadap umat Muslim, termasuk yang terjadi di India, Pakistan, dan terhadap etnis Rohingya.
“Perjuangan untuk Palestina dan umat muslim lainnya harus menjadi perjuangan bersama, agar suara kita lebih kuat di tingkat internasional,” tegasnya.
Selain isu Palestina, Irine menyebut bahwa forum juga membahas kerja sama di bidang pendidikan, sosial, pemberdayaan perempuan dan keluarga, hingga pariwisata.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi multilateral pasca pandemi.
“Seperti yang disampaikan Ibu Ketua DPR, tidak ada satu pun negara yang bisa menyelesaikan masalah global sendirian. Kerja sama bilateral dan multilateral menjadi kunci,” ujarnya.
Irine juga menyinggung pentingnya hasil nyata dari konferensi.
“Kami tidak hanya mengecam kekerasan, tetapi akan melahirkan resolusi bersama yang bisa menjadi rujukan internasional,” katanya.
Menjelang forum Inter-Parliamentary Union (IPU) berikutnya, Irine memastikan bahwa Indonesia akan kembali menyuarakan pentingnya langkah konkret dari komunitas global untuk mendukung Palestina.
Menutup pernyataannya, Irine menyebut bahwa salah satu sesi penting dalam rangkaian PUIC ke-19 adalah Forum Perempuan Muslim Parlemen.
“Kami membahas stagnasi perjuangan pemberdayaan perempuan yang kini dinilai off track. Ini menjadi refleksi penting, mengingat Beijing Platform sudah 30 tahun dan tinggal lima tahun menuju target SDGs 2030,” paparnya.
Irine menegaskan, harus membuka ruang selebar-lebarnya bagi perempuan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan publik. Ini bagian dari komitmen kolektif membangun politik yang inklusif.(raya)