Sriwijayamedia.com – Ketua BKSAP DPR RI Mardani Ali Sera, menegaskan bahwa pelaksanaan Konferensi Parlemen Negara OKI (PUIC) 2025 di Jakarta menjadi momentum penting untuk menunjukkan komitmen Indonesia dalam diplomasi lingkungan dan perdamaian global.
“Konferensi ini adalah bukti nyata komitmen Ibu Puan Maharani sebagai Ketua DPR RI untuk menghadirkan pertemuan internasional yang ramah lingkungan, sebuah green conference,” ujar Mardani, di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (13/5/2025).
Ia menjelaskan, seluruh konsumsi peserta dikemas dengan bahan ramah lingkungan dan reusable.
“Tidak ada plastik sekali pakai. Bahkan minumannya pun kita sediakan dalam botol, bukan gelas plastik. Ini bagian dari edukasi dan literasi menjaga lingkungan,” terangnya.
Tak hanya itu, seluruh produk makanan yang disajikan merupakan hasil UMKM lokal dari Jabodetabek.
“Kita ingin UMKM kita naik kelas. Produk-produk ini dikemas dengan standar internasional tapi tetap membawa cita rasa khas Indonesia,” tuturnya.
Ia menyebut delegasi dari Turki, Palestina, dan Iran memberikan apresiasi terhadap cemilan tradisional seperti rempeyek dan keripik ubi celembu yang dinilai unik dan lezat.
Konferensi ini juga mengangkat tema besar Good Governance and Strong Institutions.
Mardani mengingatkan bahwa negara-negara OKI tidak hanya bisa menyalahkan kekuatan besar, namun juga perlu melakukan introspeksi.
“Masalahnya sering kali ada di dalam diri kita sendiri. Tata kelola belum baik, institusi belum dipercaya, akuntabilitas lemah. Jadi pesannya jelas: ibda’ binafsik, mulai dari diri sendiri,” tegasnya.
Dalam sidang Standing Committee on Political Affairs yang digelar pukul 14.30 WIB, Indonesia mendorong pendekatan damai terhadap konflik-konflik global.
“Kita ingin menjadi mediator perdamaian. Bukan menegasikan konflik, tapi menyajikannya secara terbuka agar bisa dicari titik temu. Semua pihak harus didengar, termasuk soal isu minoritas seperti di Xinjiang,” kata Mardani.
Ia menyebut bahwa keterlibatan aktif generasi muda dan perempuan dalam kepanitiaan konferensi patut diapresiasi.
“Mayoritas pimpinan BKSAP adalah anak muda, banyak juga anggotanya perempuan. Ini membuktikan bahwa Indonesia siap tampil dalam politik global dengan wajah baru: inklusif dan progresif,” imbuhnya.
Konferensi PUIC ini juga menandai 25 tahun berdirinya organisasi tersebut.
“Kita dorong agar hasil konferensi ini dirangkum dalam Jakarta Declaration, atau bahkan Senayan Declaration, karena konferensinya dilaksanakan di sini, di jantung parlemen Indonesia,” pungkasnya.(raya)