Palembang, Sriwijaya Media – Persediaan minyak goreng (migor) di pasaran hingga saat ini masih saja langka. Masyarakat masih saja kesulitan mendapatkan komoditas kebutuhan salah satu sembilan bahan pokok (sembako) tersebut.
Bahkan banyak emak-emak maupun pelaku usaha kerap mengeluhkan keberadaan migor ini. Terlebih ditengah pandemi Covid-19. Padahal, di Kota Palembang terdapat pabrik migor besar, yakni PT Indokarya Internusa berada di Jalan Mayor Memet Sastra Wirya Kecamatan Ilir Timur 2 Palembang.
Guna mengurai benang kusut atas kelangkaan migor, Walikota (Wako) Palembang H Harnojoyo bersama Kapolresta Palembang Kombes Pol Mokhamad Ngajib mendatangi pabrik migor, Rabu (16/3/2022).
“Kami kesini guna memastikan produksi migor tetap berjalan. Kami juga minta produksi migor ditingkatkan hingga 100 persen,” kata Harno.
Wako merincikan, kebutuhan migor jika dihitung dengan jumlah penduduk Kota Palembang capai 60.000 liter per hari.
“Sekarang PT Indokarya Internusa telah berproduksi 100 persen. Jika mereka sebelum permintaan tinggi hanya berproduksi 50 persen dengan hasil 160.000 liter per hari untuk kemasan dan 1.000 ton minyak curah. Artinya masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di Palembang,” tegasnya.
Hanya saja, lanjut Wako, masih saja terjadi kelangkaan migor. Padahal selain PT Indokarya Internusa, Palembang juga disuplai dari dua pabrik besar lainnya.
“Ini akan kita telusuri, mengapa ada kelangkaan. Padahal dari produksi pabrik sudah mencukupi,” paparnya.
Wako Harno meminta kepada pihak pabrik jika menemukan adanya oknum distributor hingga tingkat pengecer yang nakal untuk menstop suplai migor tersebut.
Sementara itu, Manager Operasional PT Indokarya Internusa Liana menjelaskan, hasil produksi minyak kemasan mencapai 160 ton dan 1.000 ton minyak curah per hari yang didistribusikan di Palembang, Lampung, Jambi dan Bengkulu.
“Sekarang kita produksi 100 persen, kalau untuk Palembang sudah mencukupi,” jelasnya.(jay)