Sriwijayamedia.com – Ribuan buruh melakukan aksi mogok kerja di depan gerbang masuk PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI), Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Rabu (22/3/2023).
Sayangnya, aksi mogok kerja tersebut berakhir ricuh dan berujung bentrokan. Lantaran aksi tersebut diduga disusupi oleh oknum buruh yang pro terhadap kebijakan perusahaan, dengan lemparan batu dari dalam. Bahkan turut pula ditemukan mata busur yang dilempar saat kericuhan berlangsung.
Menanggapi persoalan tersebut, Ketua Bappilu Partai Buruh Ilhamsyah alias Boing merespon terkait permasalahan yang dihadapi buruh di PT VDNI dan PT. OSS. Lantaran apa yang dituntut oleh mereka, adalah hak normatif yang wajib diberikan pihak perusahaan.
“Kita tahu untuk wilayah Sultra, di Morosi misalnya, upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah itu masih jauh dari kebutuhan hidup layak. Upah minimum Rp2.800.000 itu masih jauh dari standar kebutuhan hidup yang layak. Padahal perusahaan nikel adalah perusahaan yang mempunyai prospek yang sangat besar dan nilai keuntungan yang sangat besar,” ujar Ilhamsyah.
Ilhamsyah menegaskan bahwa umumnya investor yang ada di Sultra adalah dari perusahaan asing atau luar negeri. Seperti PT VDNI dan PT OSS yang bergerak di bidang pertambangan, memanfaatkan nikel yang tengah menjadi primadona dunia. Karena merupakan salah satu bahan baku untuk transisi energi yang tengah didengungkan oleh seluruh dunia.
“Nikel menjadi incaran bagi pasar internasional, dengan begitu nilai jual nikel dari tahun ke tahun pun terus meningkat. Sehingga perusahaan nikel yang beroperasi di wilayah Timur Indonesia tentu akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar,” papar Ilhamsyah.
Maka sudah sewajibnya keuntungan yang besar tersebut juga mengalir ke buruh-buruh yang bekerja, menguras keringat dan tenaga setiap hari. Sehingga perusahaan harus memberikan kesejahteraannya kepada buruh.
Terkait kericuhan yang terjadi, Partai Buruh menyayangkan kejadian tersebut. Seharusnya pihak manajemen bisa mencegah kejadian tersebut dengan mengakomodir apa yang menjadi tuntutan dari para buruh.
“Hal-hal seperti ini harus sesegera mungkin dicegah oleh pihak manajemen atau pun pemerintah dengan cara mengakomodir apa yang menjadi tuntutan. Dan mengetahui apa yang menjadi akar masalah dari adanya aksi pemogokan yang dilakukan oleh ribuan buruh di dua perusahaan tersebut,” tegas Ketua Umum Konferederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) ini.
Untuk itu, Partai Buruh mendukung sepenuhnya perjuangan kawan-kawan buruh PT VDNI dan PT OSS yang menuntut peningkatan kesejahteraan dalam bentuk tunjangan transportasi, perumahan dan keluarga.
Karena tuntutan yang dilangsungkan oleh kawan-kawan buruh itu masih tuntutan yang sangat wajar jika dibandingkan dengan keuntungan yang didapat oleh perusahaan.
“Partai buruh juga menyerukan kepada semua kaum buruh di PT VDNI dan PT OSS untuk bersatu, jangan mau di adu domba, jangan mau terpecah. Karena apa yang sedang diperjuangkan oleh kawan-kawan yang sedang pemogokan adalah tuntutan kesejahteraan yang harusnya diterima oleh seluruh buruh di PT VDNI dan PT OSS,” lanjutnya,
Untuk memastikan hak-hak kesejahteraan pekerja tersebut, perusahaan dapat mengakomodir desakan dari serikat pekerja yang meminta untuk adanya perundingan PKB dan memasukkan tunjangan transportasi, perumahan, dan keluarga menjadi pasal di dalam kerja bersama.
Sehingga kesejahteraan pekerja PT VDNI dan PT OSS bisa terealisasi dan bisa mendapatkan kepastian hukum dengan dimasukkannya poin tersebut di dalam PKB antara pihak serikat dengan manajemen.(Santi)