Palembang, Sriwijaya Media – Gubernur Sumsel H Herman Deru membuka secara resmi kegiatan pembukaan Festival Budaya Melayu Sumsel tahun 2021, bertempat di Grand ballroom Hotel Swarna Dwipa Palembang, Selasa (26/10/2021).
Kegiatan ini turut dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel Aufa Syahrizal, TGUPP Bidang Kebudayaan Provinsi Sumsel H Hidayat Comsu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Masyarakat Sadar Wisata (Masata) Sumsel Herlan Asfiudin, dan undangan lainnya.
Gubernur Sumsel H Herman Deru mengatakan bahwa melayu itu adalah akar budaya yang penilaiannya dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari tata krama, adab, dan seni budaya, termasuk dalam susunan gelar bagi setiap jenjang.
“Melayu ini adalah satu rumpun yang begitu besar. Di Indonesia hanya 21 provinsi yang sebenarnya mempunyai akar melayu. Pulau Sumatera secara keseluruhan ada 10 provinsi, Pulau Kalimantan hampir keseluruhan, dan Sulawesi hanya Sulawesi Utara yang tidak ada melayu,” ujar Deru.
Menurut Deru, melayu bukan hanya sekedar identitas, tetapi melayu itu peradaban yang tercermin dalam perilaku, pakaian, dan juga dalam penganut agama masing-masing.
Deru menganggap festival ini diadakan tentunya untuk mengajak para generasi penerus agar tahu dan bangga bahwa leluhur telah mewariskan ini semuanya.
“Ada 21 provinsi, kalau DMI yang menyelenggarakan bisa jadi terlaksana di setiap provinsi,” terang Deru.
Sementara itu, Kepala Disbudpar Sumsel Aufa Syahrizal menambahkan kegiatan ini dititikberatkan pada pelestarian dan mengembangkan budaya melayu. Apalagi Sumsel salah satu rumpun melayu.
“Sesuai arahan Gubernur Sumsel, kedepannya kegiatan ini bisa melibatkan provinsi tetangga atau bahkan negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, Singapura dan Brunai Darussalam,” katanya.
Dia berharap dengan adanya kegiatan ini dapat mengangkat dan melestarikan budaya melayu serta memberikan pengalaman pendidikan kepada generasi muda bahwa budaya melayu harus dipertahankan dan dilestarikan.
Kegiatan festival budaya ini dikemas dalam talk show gelar budaya dan lagu-lagu budaya dan sastra culture serta senjang, dengan peserta para seniman dan budayawan yang ada di Sumsel, termasuk mahasiswa.
“Outputnya adalah kebudayan melayu harus dilestarikan dan tetap dipertahankan walaupun ada perkembangan modernisasi. Budaya melayu tidak boleh tergerus oleh zaman, jelasnya.(ton)