STIHPADA : Penetapan 21 Agustus Perlu Libatkan Penggiat Literasi

Ketua STIHPADA Palembang sekaligus Duta Baca Sumsel Assoc Prof Dr H Firman Freaddy Busroh, SH., M.Hum., CTL., berfoto bersama usai menjadi narasumber, Senin (22/8/2022)/sriwijayamedia.com-ton

Sriwijayamedia.com – Palembang – Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda (STIHPADA) Palembang mengapresiasi atas inisiasi pembukaan Pekan Pustaka Palembang IV, Senin (22/8/2022).

Ketua STIHPADA Palembang sekaligus Duta Baca Sumsel Assoc Prof Dr H Firman Freaddy Busroh, SH., M.Hum., CTL., mengatakan hasil dari kegiatan ini mengerucut beberapa gagasan yang perlu ditindaklanjuti.

Bacaan Lainnya

“Nanti kita buat semacam focus group discussion (FGD) dengan mengundang para penggiat literasi untuk mengusulkan penetapan tanggal 21 Agustus sebagai hari buku, atau hari pustaka, ataupun hari percetakan maupun hari aksara. Ini akan didiskusikan lebih lanjut,” ujarnya.

Dia berharap semangat ini tetap dijaga, sehingga nanti dapat menghasilkan sesuatu momentum bersejarah bagi Provinsi Sumsel.

Untuk memutuskan 21 Agustus itu menjadi hari apa, pastinya akan ada diskusi lanjutan bersama dengan penggiat literasi.

“Dengan adanya FGD nanti bisa memberikan output ke pemerintah. Ya, ini momentum untuk mengangkat nama Provinsi Sumsel. Karena Sumsel kaya akan sejarah dan kaya akan konten,” bebernya.

Sementara itu, Praktisi Pendidikan STIHPADA Palembang Dr Hj Fatria Khairo, STP., SH., MH., CTL., mengusulkan agar tanggal 21 Agustus dijadikan sebagai hari pustaka. Karena Sumsel sendiri banyak hal-hal yang perlu dikembangkan selain buku, dan lain-lain. (ton)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

STIHPADA : Penetapan 21 Agustus Perlu Libatkan Penggiat Literasi

IMG_20220822_192318

Palembang, Sriwijaya Media – Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda (STIHPADA) Palembang mengapresiasi atas inisiasi pembukaan Pekan Pustaka Palembang IV, Senin (22/8/2022).

Ketua STIHPADA Palembang sekaligus Duta Baca Sumsel Assoc Prof Dr H Firman Freaddy Busroh, SH., M.Hum., CTL., mengatakan hasil dari kegiatan ini mengerucut beberapa gagasan yang perlu ditindaklanjuti.

“Nanti kita buat semacam focus group discussion (FGD) dengan mengundang para penggiat literasi untuk mengusulkan penetapan tanggal 21 Agustus sebagai hari buku, atau hari pustaka, ataupun hari percetakan maupun hari aksara. Ini akan didiskusikan lebih lanjut,” ujarnya.

Dia berharap semangat ini tetap dijaga, sehingga nanti dapat menghasilkan sesuatu momentum bersejarah bagi Provinsi Sumsel.

Untuk memutuskan 21 Agustus itu menjadi hari apa, pastinya akan ada diskusi lanjutan bersama dengan penggiat literasi.

“Dengan adanya FGD nanti bisa memberikan output ke pemerintah. Ya, ini momentum untuk mengangkat nama Provinsi Sumsel. Karena Sumsel kaya akan sejarah dan kaya akan konten,” bebernya.

Sementara itu, Praktisi Pendidikan STIHPADA Palembang Dr Hj Fatria Khairo, STP., SH., MH., CTL., mengusulkan agar tanggal 21 Agustus dijadikan sebagai hari pustaka. Karena Sumsel sendiri banyak hal-hal yang perlu dikembangkan selain buku, dan lain-lain. (ton)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *