Palembang, Sriwijaya Media – Komunitas Group Diskusi Dusun Demokrasi menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) refleksi akhir tahun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Palembang dengan mengambil tema “Antara kebutuhan dan kinerja terhadap APBD”, berlangsung di Swarna Dwipa Hotel Palembang, Jum’at (31/12/2021).
Ketua Panitia Darwis menyatakan FGD merupakan kegiatan rutin dilakukan tiap tahun guna bahan refleksi dan proyeksi kedepannya.
“FGD sudah dimulai sejak tahun 2016 lalu. Ini adalah bagian dari komitmen kami sebagai kawan-kawan komunitas Group Diskusi Dusun Demokrasi ingin menyumbangkan saran dan pemikiran dari hasil diskusi ini. Topiknya apapun yang menjadi isu di tengah masyarakat,” tuturnya.
Sebagai pemuda Sumsel, pihaknya berkomitmen ikut aktif menyumbangkan saran, pemikiran, dan tenaga untuk kemajuan Sumsel.
Dalam FGD ini, pihaknya mengumpulkan para intelek-intelek, maupun pakar di bidangnya membahas persoalan yang ada. Nanti hasilnya akan diserahkan ke pemerintah, maupun pihak terkait lainnya.
“Kami yakin mereka membutuhkan saran-saran. Disini bukan mengkritisi, tapi harus ada solusinya. FGD ini untuk mencari solusi kedepan,” terangnya.
Sementara itu, Pengamat Pakar Kebijakan Publik M H Thamrin mengatakan direksi memiliki peran untuk menyehatkan perusahaan, terutama Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J).
“Sangat tepat sekali apa yang disampaikan Direktur SP2J Ahmad Novran. Upaya menyehatkan perusahaan itu tidak bisa sendirian, dan tata kelola korperasi harus diubah. Artinya person to person memiliki peranan masing-masing,” paparnya.
Dia melanjutkan baik pemegang saham, komisaris, direksi harus duduk bersama menyusun strategi akan dibawa kemana SP2J ini.
Bisnis dibidang transportasi yang paling penting adalah bagaimana menata jaringan transportasinya, sehingga jelas mana hak, dan kewajiban.
“Boleh saja dikelola oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) atau dikelola SP2J sendiri. Terpenting adalah transportasi itu harus terintegrasi,” jelasnya.(ton)