Sriwijayamedia.com- Sebagai bentuk solidaritas dan dukungan terhadap bangsa Melayu Rempang, masyarakat Sunda, Jawa Barat (Jabar) melakukan aksi demonstrasi, di Gedung Sate Bandung, Selasa (26/9/2023).
Massa aksi solidaritas ini tergabung dalam Kesatuan Aksi Masyarakat Jabar, terdiri dari perwakilan para ulama, purnawirawan, akademisi, aktivis, mahasiswa, santri, pemuda/ remaja masjid, buruh, jawara, barisan emak-emak.
Bahkan aksi ini bertabur bintang di koordinir Ustad Asep Saefudin dari Aliansi Pergerakan Islam Jabar dan tokoh Sunda seperti Dindin S Maolani, Memet Hakim, Memet Hamdan dan budayawan/pemusik terkenal Acil Bimbo.
Dengan membawa poster dan spanduk bertuliskan “Bangsa Sunda Mendukung Bangsa Melayu Mengusir Invasi Insvestor China”, pengunjuk rasa melakukan aksi longmarch sepanjang 5 km menuju Gedung Merdeka, Gedung bersejarah di Jalan Asia Afrika Bandung.
Didepan mall Bandung Indah Plaza, korlap menyampaikan orasinya di hadapan massa aksi dengan dikawal personel Polda Jabar.
Di depan Gedung Merdeka sudah menunggu para purnawirawan yang tergabung dalam Presidium Purnawirawan Siliwangi (PPS) dikoordinir Letjen TNI Purn Yayat Sudrajat, mantan Kabais.
Terlihat juga Mayjen TNI Robby Win Kadir (Presidum KAMI Jabar), Brigjen TNI Purn Hidayat Purnomo (Ketua Umum Gerkan Beka Negara) beserta puluhan purnawirawan sepuh berpangkat Kolonel sampai Jenderal.
Secara bergantian para orator yang terdiri dari purnawirawan, ulama, aktivis, emak-emak yang berasal dari beberapa daerah menyampaikan orasinya.
“Konflik warga etnis Melayu dengan aparat di Rempang merupakan skandal nasional yang memalukan martabat bangsa Indonesia dengan manipulasi kebohongan tentang investor China dan berpotensi besar adanya korupsi dan praktik-praktik tidak etik. Tindakan sewenang-wenang rezim Jokowi melakukan pengosongan Pulau Rempang dengan memindahkan penduduk asli yang telah ada secara turun temurun ke Pulau Galang merupakan perilaku merusak sendi-sendi moral mengarah kepada pelanggaran HAM,” kata Ketua Umum Gerkan Beka Negara Brigjen TNI Purn Hidayat Purnomo.
Sementara itu, PPS Letjen TNI Purn Yayat Sudrajat menyampaikan 4 tuntutan yakni pemerintahan Jokowi sudah tidak memiliki harapan lagi untuk mampu meningkatkan kemampuan ekonomi bangsa dan malah memberikan rasa takut rakyat Indonesia.
Bahkan. anyak kebijakannya yang telah melanggar konstitusi yang membahayakan keutuhan NKRI serta memberikan kemudahan bagi negara asing untuk mencaplok Indonesia.
“Untuk itu, kami meminta agar lembaga legislatif meminta pertanggungjawaban Presiden Jokowi,” tuturnya.
Kedua menolak invasi berkedok investasi yang berbaju proyek srategis nasional yang ditetapkan secara mendadak hanya mementingkan beberapa gelintir pemodal. palagi asing tanpa adanya kajian mendalam dari berbagai aspek termasuk lingkungan dan sosial kemanusiaan.
Ketiga, demi keutuhan NKRI, masyarakat Sunda mendukung sepenuhnya Bangsa Melayu, terutama di Pulau Rempang sebagai penjaga Pulau Rempang terluar yang berdekatan dengan Negara tetangga Singapura.
“Terakhir menolak PT MEG yang pernah diperiksa korupsi Rp3,6 Triliun (yang sampai saat ini belum ada kejelasan proses hukumnya), serta meminta agar izin kepada PT MEG untuk mengelola “Rempang Eco City” dibatalkan karena tidak memenuhi proses perizinan yang layak,” desaknya.
Mega Putri, salah satu mahasiswi asal Rempang yang baru tamat kuliah di salah satu Perguruan Tinggi di Bandung menyampaikan rasa haru dan terima kasihnya kepada masyarakat Sunda yang telah mendukung perjuangan rakyat Rempang.(Santi)