Sriwijayamedia.com – Di tahun emas ke 50, Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (PERHUMAS), sebuah organisasi profesi humas serumpun menggelar diskusi panel bertajuk “Inspirasi Indonesia untuk Maju Bersama”, di The Ballroom Djakarta Theater, Jakarta belum lama ini.
Ajang ini sebagai wadah berkolaborasi guna menjawab tantangan humas saat ini dan masa depan.
Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI Usman Kansong, Ketua Umum (Ketum) PERHUMAS Boy Kelana Soebroto, Ketum Perhumas Muda Palembang Muhammad Ashari Putra.
Dirjen IKP Kemenkominfo RI Usman Kansong mengatakan organisasi profesi humas meliputi ASEAN Public Relations Network (APRN), Ikatan Pranata Humas (IPRAHUMAS), Forum Humas BUMN (FH BUMN), Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM), Himpunan Humas Hotel (H3) Jakarta, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI).
“Ada dua tantangan humas di ranah pemerintahan. Pertama soal minimnya kolaborasi di lingkungan humas. Hal yang tidak kalah penting dilakukan humas pemerintah dalam menjalankan perannya ialah mengkomunikasikan program pemerintah dengan menggandeng humas profesional di luar humas pemerintah,” ujarnya.
Dia menilai pentingnya memperluas jejaring dan kolaborasi di luar lingkup perhotelan, jejaring yang luas juga diyakini mampu membuat humas bergerak lebih gesit.
Sementara tantangan kedua adalah kemampuan humas memperluas jaringan ke luar negeri.
“Salah satu hal yang patut disayangkan dalam penyelenggaraan KTT G20 pada pertengahan November 2022 adalah humas belum mampu menjangkau media tier 1 luar negeri. Sudah waktunya humas terjun untuk menjangkau media dan masyarakat internasional,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketum IPRAHUMAS Thoriq Ramadani merangkum setidaknya ada tiga prioritas kompetensi yang harus dimiliki humas saat ini.
Antara lain, kompetensi menyusun pola strategi, analisis media sosial, serta kemampuan menulis.
“Strategi IPRAHUMAS untuk mengasah kompetensi ini adalah dengan mengadakan kompetisi dan apresiasi kepada anggota dan instansi berprestasi. Termasuk, memilih duta IPRAHUMAS dan mendorong kemampuan menulis pranata humas dengan rutin menerbitkan buku,” terangnya.
Setali tiga uang, Ketum ASPIKOM Bekti Istiyanto menekankan pemerataan kompetensi humas di seluruh Indonesia. Dimana perkembangan kompetensi ini harus didukung oleh keselarasan praktik dan teori.
“Untuk itu, saya berharap ajang ini dapat menjadi momentum bagi asosiasi serumpun untuk dapat bersama-sama membantu akademisi dalam memajukan pemerataan kompetensi di bidang komunikasi,” imbuhnya.
Terpisah, Ketua FH Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Aestika Oryza Gunarto didampingi Ketum Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Dadang Rahmat Hidayat mengatakan, perusahaan BUMN tidak bisa terlepas dari sorotan masyarakat.
Untuk itu, humas BUMN memiliki peran strategis, khususnya dalam menyampaikan economic dan social value korporasi. Value inilah yang kemudian harus diaplikasikan kepada masyarakat.
“Peran organisasi serumpun dapat menjadi penghubung (hub) agar informasi bisa lebih meluas. Dimana kolaborasi dapat menciptakan pemahaman sama, dan pada akhirnya dapat mencapai tujuan yang lebih besar, yakni, menjadi humas untuk bangsa ini,” jelasnya.(ton)