Begini Program Kerja Disbun Sumsel di Tahun 2023

Kepala Disbun Sumsel Ir Agus Darwa/sriwijayamedia.com-ton

Sriwijayamedia.com – Sebagai dinas teknis, Dinas Perkebunan (Disbun) Sumsel ditahun 2023 ini memastikan akan meningkatkan produksi komoditi perkebunan semua komoditi. Mulai dari sawit, karet, kopi, kelapa, tebu dan lainnya.

Kepala Disbun Sumsel Ir Agus Darwa saat ditemui dikantornya, Rabu (4/1/2023) menegaskan peningkatan produksi menjadi program kerja ditahun 2023 ini.

Bacaan Lainnya

“Peningkatan produksi dibagi menjadi intensifikasi, ekstensifikasi dan peremajaan,” ujar Agus.

Untuk intensifikasi, kata dia, bisa berupa pemberian sarana berupa pupuk, pengendalian hama dengan pestisida, sehingga produksi bisa terjaga, aman dan meningkat.

Sementara ekstensifikasi melakui penambahan areal, sesuai dengan RT/RW Provinsi Sumsel yang tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) No 11/2016.

“Untuk peremajaan dilakukan terhadap komoditas yang tidak memiliki nilai ekonomis lagi. Seperti karet, sawit maupun kopi. Kabupaten yang mendominasi hasil sawit berada di Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, dan Banyuasin. Sedangkan untuk sebaran kopi sudah ada di 6 daerah yakni Muara Enim, Lahat, Empat Lawang, Pagar Alam, Musi Rawas, dan Ogan Komering Ulu,” terangnya.  

Hingga saat ini, masih kata dia, potensi area perkebunan di Sumsel capai 3,8 juta hektar. Sedangkan area yang tergarap sampai saat ini baru sekitar 2,8 sampai 2,9 juta hektar.

Artinya masih punya peluang sekitar 1 juta hektar potensi untuk dikembangkan.

Secara umum hanya Kota Palembang yang tidak memungkinkan lagi untuk di tata ruang untuk perkebunan, walaupun ada yang sudah termanfaatkan. Namun di 16 kabupaten/kota di Sumsel lainnya masih memungkinkan untuk semua komoditi perkebunan, 

“Tahun 2023 ini kita akan mencoba mengembangkan tanaman aren, kelapa, dan pinang,” bebernya.

Disamping itu, pihaknya juga melakukan pengendalian organisme pengganggu tanaman yakni hama penyakit. Ini merupakan program prioritas ditahun 2023.

“Sebagus apapun kebun jika sudah di terserang hama penyakit akan menganggu tingkat produksi. Karena produksi ini selain unsur hara yang diambil dari tanah, juga unsur hara yang diambil dari foto sintesa,” imbuhnya.(ton)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *