Seabad NU, Ini Harapan Besar Ketum DPP LDII KH Chriswanto

Ketum DPP LDII KH Chriswanto/sriwijayamedia.com-ilang

Sriwijayamedia.com – Sudah seabad usia Nahdlatul Ulama (NU) memberikan sumbangsih besar terhadap perjalanan bangsa dan negara Indonesia. NU menjadi inspirasi bagi ormas-ormas Islam lain, termasuk Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dalam berkontribusi terhadap bangsa.

“Selamat atas pencapaian NU selama seabad berkiprah dalam mewujudkan masyarakat madani. Ibarat perahu, NU merupakan kapal yang tangguh dengan nakhoda istimewa. Sehingga mampu melewati zaman pergerakan, revolusi, hingga lahirnya Indonesia modern,” tutur Ketua Umum (Ketum) DPP LDII KH Chriswanto Santoso, Selasa (31/1/2023).

Bacaan Lainnya

Dia mengapresiasi pernyataan Ketua Pelaksana Harlah Seabad Harlah NU Zannuba Arifah Chafshoh (Yenny Wahid) mengenai tiga agenda besar NU yaitu renainsans (kebangkitan peradaban baru), kontekstualisasi dari berbagai macam gerakan yang menjadi dasar NU, dan kepemimpinan dunia yang mengakar pada tradisi, tetapi tetap berkiprah di skala global.

Menurut KH Chriswanto, tiga agenda utama NU tersebut sangat relevan dengan kondisi umat Islam pada milenium kedua.

“Teknologi makin canggih tapi tidak selalu menjadikan moralitas manusia kian beradab. Ini menjadi tantangan dalam membangun sisi religi bangsa Indonesia,” tuturnya.

Akibatnya, masih kata dia, bangsa Indonesia bisa kehilangan arah, dan NU memikirkan hal tersebut,

“Pemikiran NU untuk mengkontekstualisasi gerakan, mampu memberi solusi agar menyentuh masyarakat bawah sehingga tidak menjadi korban benturan peradaban,” terang KH Chriswanto.

Sementara geopolitik global yang kian terpolarisasi dan mengancam eksistensi umat manusia, juga menjadi pehatian NU.

Sebagai ormas yang memiliki SDM mumpuni dan memiliki resonansi yang kuat, suara NU akan memberi daya dorong yang kuat agar bangsa Indonesia kembali berperan dalam ketertiban dunia.

“Dengan kondisi dunia yang berpengaruh terhadap bangsa Indonesia, NU menjadi pembuka jalan lahirnya peradaban baru yang diridhoi Allah,” jelas KH Chriswanto.

Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ubaidah Kertosono Habib Ubaidillah Alhasany ini menambahkan NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia, kontribusinya luar biasa terhadap bangsa dan negara. Terutama dalam sikap toleransi beragama, kebersamaan, persatuan dan kesatuan.

“NU punya andil sangat besar dalam mengisi kemerdekaan Indonesia karena pejuang-pejuang kemerdekaan terbanyak adalah dari kalangan pesantren. Tentunya sebagai komandannya adalah kiyai-kiyai itu sendiri,” ungkapnya. 

Menurut Habib Ubaid, sapaan akrabnya, NU selalu meng-update program kerja, baik pembinaan umat secara umum maupun program pembinaan anak-anak bangsa di ponpes. 

“Kami dari LDII secara pribadi dan institusi di Ponpes Al-Ubaidah Kertosono ini merasa iri dengan Nahdiyin terutama pembinaan pondok pesantren yang luar biasa, meskipun dengan pondok tradisional tapi hasilnya sangat luar biasa,” imbuhnya. 

Menurut dia, LDII ingin banyak belajar dari NU sebagai saudara tua, khususnya dalam memanajemen program-program yang luar biasa, dan dapat dirasakan oleh seluruh umat.

Dia berharap NU terus menjadi yang terdepan dalam upaya menjaga ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah, dan ukhuwah basyariah, terutama menjaga hubungan erat dan harmonis dengan LDII, termasuk Ponpes Al-Ubaidah Kertosono. (ilang)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *