Sriwijayamedia.com– Dinilai tak transparan dan dilakukan secara tertutup, proses perekrutan tenaga ahli di Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 4 Field Adera menjadi sorotan masyarakat Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumsel.
Ketua Aliansi Mahasiswa PALI Bersatu Aki Musholah menyatakan dukungannya terhadap gerakan mahasiswa dan masyarakat yang melaporkan dugaan pelanggaran tersebut ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) serta Chief Audit Executive (CAE) Pertamina.
“Kami mendukung langkah yang dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat PALI untuk lingkungan. Laporan ke SKK Migas dan CAE adalah bentuk keresahan yang nyata atas dugaan perekrutan yang tidak prosedural,” ujar Aki, Sabtu (10/5/2025).
Dia menegaskan bahwa praktik-praktik seperti itu tidak boleh lagi terjadi.
Menurut dia, proses perekrutan harus mengedepankan kompetensi, bukan relasi personal.
“Tidak boleh ada lagi praktik unprosedural. Yang punya skill bisa kalah dengan orang dalam (ordal). Ini sangat tidak adil,” tegasnya.
Aki juga menyoroti minimnya keterlibatan putra-putri daerah dalam perusahaan besar seperti Pertamina, meski banyak dari mereka memiliki kemampuan mumpuni.
“Masyarakat PALI ini banyak sekali yang mempunyai kapasitas maupun kapabilitas. Tapi faktanya, mereka masih banyak yang hanya jadi penonton di rumahnya sendiri. Seharusnya Pertamina bisa mengakomodir tenaga lokal,” terangnya.
Isu ini memicu diskusi hangat di kalangan masyarakat dan menjadi sorotan di berbagai platform media sosial (medsos). Bahkan warganet pun diajak untuk menyuarakan pendapat mereka terkait hal ini.(edo)