Sriwijayamedia.com – Guna meningkatkan kesadaran mengelola limbah, para awak media yang tergabung dalam Jurnalis Satu Hati diberi edukasi mengenai Green Kalcer, inisiasi Astra Motor Sumsel, di Astra Motor Plaju, Kecamatan Seberang Ulu II Palembang.
“Melalui semangat Sinergi Bagi Negeri, sepeda motor Honda berkomitmen untuk terus konsisten berkontribusi dalam sustainability bangsa Indonesia melalui berbagai program Environmental, Social, and Governance (ESG),” kata PIC Coorporate Social Responsibility (CSR) Astra Motor Sumsel Agung Nugroho, Kamis (4/7/2024).
Menurut dia, salah satu program ESG diwujudkan melalui program berbasis lingkungan, dengan mengajak jurnalis untuk belajar dan mempraktikkan pengelolaan limbah rumah tangga, bertajuk “Green Kalcer”.
Dia melanjutkan ada enam Jurnalis Satu Hati di wilayah Sumsel yang diedukasi Green Kalcer antara lain Anton dari sriwijayamedia.com, Yuyun dari Suara Publik, Eddi dari KR Sumsel, Betha dari Palembang Ekspres, serta Ferdi dan Ahmadi dari Rakyat Pembaruan.
Para Jurnalis Satu Hati diberi edukasi penanganan limbah rumah tangga secara langsung oleh RB Sutarno yang merupakan penggiat lingkungan dan penerima Kalpataru 2020.
Kegiatan edukasi dilakukan secara hybrid dengan pengajaran teori dari RB Sutarno dan dilanjutkan dengan praktik pengomposan serta eco enzyme.
Dia mengaku keterlibatan jurnalis dalam edukasi ini diharapkan dapat berkontribusi menggerakkan masyarakat melakukan aksi pelestarian lingkungan.
“Semoga edukasi ini bermanfaat bagi rekan Jurnalis Satu Hati, dan dapat membantu menyebarluaskan ilmunya ke khalayak luas,” ungkapnya.
Sementara Penggiat Lingkungan sekaligus sebagai Hero ESG Astra Honda Motor RB Sutarno mengatakan untuk jenis Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, and Recihle (TPS 3R) itu ketika sampah sudah terpilah di rumah masing-masing tentu di TPS 3R tinggal menerima yang bersih saja, sama dengan B3.
Sehingga sampah organik di rumah masing-masing. Kemudian TPS daur ulang itu di bawa ke Bank Sampah.
“Manfaat sampah itu nanti bisa dirasakan masyarakat ataupun di tingkat TPS 3R. Bank Sampah sebaiknya bukan untuk dilakukan pilah-pilah. Bank sampah itu harus beda dengan lapak,” imbuhnya.
Dia melanjutkan jika bank sampah sudah dibentuk harus ada produk eco enzim yang dipajang. Sehingga ketika masyarakat datang ke bank sampah bisa belajar.
“Di Bank Sampah juga harus ada ruang diskusi, ruang komunikasi untuk mengedukasi masyarakat,” jelasnya. (ton)