Sriwijayamedia.com – Korban di Stadion Kanjuruhan hari ini bertambah menjadi 131 orang. Tentu dengan total 42 ribu penonton dan peristiwa yang hampir dialami semua penonton, maka perlu adanya penjangkauan yang lebih luas.
Dari 42 ribu penonton, pastinya masih banyak anak-anak yang membutuhkan layanan. Data yang baru terungkap yakni 33 anak meninggal dunia. Sedangkan yang masih dirawat, belum diketahui datanya, belum ada data terpilah antara korban anak dan orang dewasa.
“Pemerintah telah berkomitmen akan terus melakukan penjangkauan dan menerima pelaporan. Tentu dengan jumlah penonton mencapai 42 ribu supporter, perlu jemput bola. Karena data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) baru bicara 33 anak meninggal dunia, tetapi bagaimana kondisi anak-anak lainnya, padahal situasi yang dihadapi sama. Artinya banyak anak yang langsung pulang. Padahal membutuhkan pemulihan pasca peristiwa,” kata Kadivwasmonev KPAI Jasra Putra, Rabu (5/10/2022).
Apalagi anak anak cenderung tidak mudah mendeskripsikan kesehatannya, perlu dibantu orang tua atau orang dewasa lainnya. Sehingga penting ada hotline center perlindungan anak yang disosualisasikan, dalam rangka menyisir lebih luas situasi anak pasca peristiwa, juga mendekatkan layanan, terutama anak yang hadir saat insiden.
Menurut dia, KPAI membuka layanan pengaduan masyarakat melalui Hotline Call Center 021 31 901 556. Namun bila terasa dibutuhkan masyarakat untuk mengirimkan gambar, dokumen, video, rekaman suara, bisa juga laporannya melalui WA di 0811 1772 273.
Untuk itu, panitia dapat mengirimkan informasi ini ke nomor kontak supporter, yang tentu ada datanya, sejak mendaftar atau beli tiket, dengan para supporter mencantumkan nomor HP, baik secara pembelian online maupun langsung.
Hal ini dimaksudkan agar tergambar utuh situasi anak anak dari 42 ribu penonton.
“Kita berharap semakin luas informasi perlindungan anak untuk para korban peristiwa Stadion Kanjuruhan, agar tidak ada satupun yang merasa tertinggal atau diabaikan,” jelasnya.(Santi)