Sriwijayamedia.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) menggelontorkan anggaran sebesar Rp2,7 triliun untuk memperbaiki jalan di Sumsel. Bahkan perbaikan jalan yang rusak di Sumsel diklaim terealisasi sekitar 93 persen.
Hal itu dikatakan Pelaksana Tugas (Plt) Asisten II bidang Ekonomi, Keuangan (EKeu) dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Sumsel Darma Buddhy, dalam rangka rangkaian hari jalan tahun 2022, di Aula Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Sumsel, Senin (10/10/2022).
“Disini saya diminta untuk menjadi narasumber pada seminar daerah dan aksi daerah dalam rangka rangkaian hari jalan tahun 2022, dan kegiatan seminar daerah ini dalam rangka peringatan hari jalan Nasional,” kata Plt Asisten II Bidang Ekeu dan Pembangunan Setda Sumsel Darma Buddhy didampingi Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang (DPUBMTR) Sumsel Ir Novian Aswardani, ST., MM.
Menurut dia, dalam misi Gubernur Sumsel H Herman Deru dan Wakil Gubernur (Wagub) Sumsel H Mawardi Yahya adalah perbaikan infrastruktur jalan, baik kualitas maupun kuantitas, yang tujuannya adalah membuat akses lebih mudah dan pada akhirnya menurunkan tingkat kemiskinan di Sumsel.
Dia mengklaim ada banyak capaian yang yang diraih Gubernur dan Wagub Sumsel pasca dilantik pada tahun 2018 lalu. Sampai saat ini perbaikan jalan cukup signifikan dari 62 persen naik menjadi 73, 80 persen, dan pada hari dan saat ini sudah diangka 93,4 persen.
“Kemantapan jalan di provinsi secara keseluruhan tidak ada masalah, hanya sebagian kecil yang rusak-rusak ringan,” ungkapnya.
Dia menyebut permasalahan sekarang ini adalah masyarakat banyak yang tidak tahu mengenai status jalan, dimana status jalan itu terbagi yakni ada yang menjadi jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten/kota.
Untuk memperbaiki jalan di Provinsi Sumsel, Gubernur Sumsel telah memberikan bantuan Gubernur. Bantuan Gubernur ini hanya ada di Provinsi Sumsel dan tidak ada di provinsi lain.
“Sejak tahun 2019, 2020 sampai 2021, Pemprov Sumsel telah menggelontorkan anggaran Rp 2,7 triliun untuk penanganan di bidang jalan,” akunya.
Sementara bidang lainnya seperti Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA), dan Rumah Sakit beda anggarannya. Jadi perhatian Gubernur Sumsel untuk jalan di 17 kabupaten/kota ini sangat luar biasa besarnya.
“Itu sudah selesai dilaksanakan dan sudah terserap semua, tinggal lagi anggaran ditahun 2021. Untuk mencapai mantap itu klasifikasinya adalah jalan, persentase jalan, jadi dihitung berapa jalan yang rusak, baik rusak berat dan dan jalan yang baik,” imbuhnya.
Dia mengaku untuk kondisi jalan provinsi tidak ada yang rusak berat, hanya ada beberapa spot saja, dan itu wajar. Sepanjang 25 kilometer paling yang rusak hanya 1 kilometer.
Begitupun untuk pemeliharaan rutin terus dilakukan. Seperti pemeliharaan jalan yang lagi viral di daerah Betung-Sekayu. Bahkan berdasar laporan BBPJN Sumsel didaerah itu tidak ada lagi lubang menganga.
Terkait dengan adanya odol, sebenarnya aturan itu sudah ada, dimana tonase maksimum untuk nasional, jalan nasional, jalan provinsi, dan jalan kota, tapi ini masih ada juga pelanggaran.
“Seperti truk muatan 40 ton lewat di jalan tol. Kemudian masuk ke Musi 2. Kalau di jalan nasional masih boleh, tapi ketika kendaraan itu masuk di Jalan Nurdin Panji, Pangeran Ayin masuk ke Mayor Zen, tidak diperkenankan. Sudah dipastikan akan merusak jalan,” terangnya.
Dia menambahkan sudah ada Peraturan Daerah (Perda) tentang Odol. Silakan kabupaten/kota melakukan penimbangan terhadap kendaraan bertonase.
“Kami minta juga dari rekan media untuk gencar mensosialisasikan ini kepada masyarakat bahwa jalan itu untuk bersama untuk keselamatan bersama,” tegasnya.(ton)