BI Sebut Inflasi Sumsel Awal Tahun 2024 Terkendali

Ilustrasi Kantor Perwakilan BI Sumsel/sriwijayamedia.com-cha

Sriwijayamedia.com- Berdasar rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel menyebutkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumsel pada Januari 2024 mengalami deflasi sebesar 0,08% (mtm).

“Secara tahunan, realisasi IHK di Provinsi Sumsel sebesar 3,35% (yoy) lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Sementara inflasi nasional tercatat melandai menjadi sebesar 2,57% (yoy),” kata Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumsel M Latif, Senin (5/2/2024).

Bacaan Lainnya

Selanjutnya, penurunan harga beras disebabkan oleh beberapa wilayah di Sumsel mulai memasuki masa panen, diantaranya Kabupaten Musi Rawas (Mura) dan Kabupaten OKU Timur sehingga pasokan beras mengalami peningkatan.

Inflasi Sumsel yang terkendali di awal tahun 2024 tidak terlepas dari upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumsel dalam mengendalikan inflasi.

“Pada Januari 2024, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel berkomitmen melakukan Gerakan Pengendalian Inflasi Serentak se-Sumatera Selatan (GPISS) untuk pengendalian inflasi, khususnya pada komoditas pangan bergejolak (volatile food),” akunya.

Di sisi ketersediaan pasokan, lanjut dia, telah dilakukan penanaman komoditas bawang merah dan panen cabai di Kabupaten Banyuasin serta panen komoditas padi di Kabupaten Muara Enim dan Kota Lubuk Linggau, serta Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) Goes to School.

Selanjutnya untuk memastikan keterjangkauan harga dilaksanakan kegiatan operasi pasar murah secara serentak oleh Pemprov Sumsel bersama 17 kabupaten/kota se Sumsel setiap hari Senin, Selasa dan Kamis selama Januari sampai Maret 2024, terutama menjelang bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1445 H; serta pembukaan Toko KePo (Kebutuhan Pokok) yang menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah.

Berdasarkan hasil survei konsumen Bank Indonesia (BI), optimisme masyarakat pada Januari 2024 tetap terjaga. Hal ini terkonfirmasi dari indeks keyakinan konsumen yang lebih besar dari 100, yaitu sebesar 132,50, meskipun tidak setinggi pada Desember 2023 sebesar 141,94.

“Terjaganya optimisme masyarakat pada Januari 2024 didukung keyakinan masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini dan prakiraan kondisi ekonomi pada 6 bulan mendatang,” paparnya.

Keputusan ini tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro stability untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024.

Sementara itu, kebijakan makro prudential dan system pembayaran tetap pro growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Kedepan, BI terus memperkuat kebijakan moneter yang pro stability dan mempererat sinergi kebijakan dengan Pemerintah guna memastikan inflasi 2024 berada dalam kisaran 2,5±1%.(Cha)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *