Begini Kisah Peserta Jambore Pramuka Asal Muba di Jambore Dunia Korsel

Peserta Jambore Pramuka asal Muba berfoto bersama di Bumi Perkemahan Sae Man-Geum, Buan, Jeolla, Korsel/sriwijayamedia.com-berry

Sriwijayamedia.com – Topan Khanun yang diperkirakan menerjang kawasan Jambore Dunia di Korea Selatan (Korsel) dari Bumi Perkemahan Sae Man-Geum, Buan, Jeolla, pada 9-10 Agustus menyisakan banyak cerita dari peserta jambore.

Ketua Katrol 1 wilayah Bengkulu, Babel dan Sumsel Muri sekaligus Kepala Sekolah SMPN 6 Unggul Sekayu, Muba, menyebutkan Katrol 1 bergabung dengan Aceh, Medan, Bengkulu, Sumsel dan Babel.

Bacaan Lainnya

Muri mengaku para peserta sempat panik saat tiba pada hari pertama di perkemahan pada 1 Agustus 2023.

Menurut dia, iklim sangat panas di lokasi perkemahan berada di suhu berkisar antara 35 – 39 derajat Celsius.

Pada hari itu, para peserta Jambore dari Indonesia sudah diminta bersiap-siap untuk dipindahkan. Kendati awalnya peserta sempat melakukan kegiatan games outdoor, namun pada hari kedua pada 2 Agustus,semua kegiatan outdoor dihentikan dan di ganti indoor di tenda besar.

“Benar, hari itu saat games indoor, semua peserta sudah disuruh packing sejak sore dan bersih-bersih peralatan. Namun semua kegiatan akhirnya tetap dilakukan dan baru hari ke 9 kami diungsikan ke kampus Wongwank,” jelas Muri, saat dihubungi, Sabtu (12/8/2023).

Muri menambahkan selama 8 hari semua peserta mengikuti kegiatan kepramukaan baik lomba dan games.

Kegiatan dimulai sejak hari pertama secara outdoor dan mulai hari kedua digelar indoor.

“Nah yang paling seru adalah saat di kampus Wongwank. Selama dua hari kami saling unjuk kemampuan pentas budaya. Peserta dihibur artis K-Pop saat penutupan tanggal 11 Agustus. Jadi dari semula was-was diakhiri pentas dan hiburan menyenangkan,” paparnya.

Peserta asal Muba dan lainnya di Katrol 1 yang selama dua minggu mengalami panas ekstrim dan hujan badai Taifun, semuanya salam kondisi sehat

“Ya, terhibur setelah dua minggu di Korea mengalami panas ekstrem dan hujan bercampur badai Taifun,” imbuh Muri.

Selama kegiatan si Korea, Muri mengaku tidak kekurangan persediaan bahan makanan. Akan tetapi bahan masakan yang tersedia tidak sama dengan kebiasaan si Indonesia, terutama saos dan beras yang sangat terbatas.

Sementara itu, Pj Bupati Muba H Apriyadi mengucapkan rasa syukur bahwa anak-anak dan tim semua dalam keadaan sehat dan tidak terdampak atas cuaca panas ekstrem di Korsel.

Dia berpesan untuk anak anak semua tetap menjaga kesehatan dan patuhi aturan panitia sehingga dapat menikmati dan menjalankan kegiatan kepramukaan di sana sampai tuntas, jaga nama baik dan terus mengukir prestasi kepramukaan disana. (Berry)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *