Kayuagung, Sriwijaya Media-Kolaborasi antar pemangku kepentingan menjadi kunci pengendalian kebakaran hutan, kebun dan lahan (karhutbunlah) di Ogan Komering Ilir (OKI) tahun ini. Upaya pencegahan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lebih difokuskan selain upaya pemadaman.
“Saya menekankan kita harus lebih berkomitmen bahwa bencana adalah masalah bersama. Untuk itu, kita harus fokus, terpadu dan terintegrasi menghadapi bencana ini,” kata Wakil Bupati OKI, HM Djakfar Shodiq pada rakor virtual kesiapsiagaan karhutbunlah 2020, Kamis, (2/7/2020).
Wabup menegaskan bahwa yang terpenting dalam menghadapi karhutbunlah, yaitu kemauan untuk menjaga alam dan kemauan untuk memadamkan api.
“Mari bersama mempersiapkan baik personel maupun peralatan. Mudah-mudahan, bencana karhutbunlah tahun ini dapat terkendali,” tuturnya.
Sebelumnya, segenap elemen di Kabupaten OKI telah bersiap agar karhutbunlah dapat diantisipasi lebih dini.
Pemkab OKI pun telah menetapkan status siaga darurat bencana asap akibat karhutbunlah sejak 1 Juni hingga 31 Oktober 2020.
Selain itu, semua pihak juga diajak agar bersama-sama menjaga alam dan mencegah terjadinya karhutla yang dapat mengakibatkan bencana kabut asap.
Seperti halnya dilakukan Dinas Perkebunan (Disbun) OKI, secara intens telah memberikan imbauan dan sosialisasi terhadap para petani dan juga pelaku usaha perkebunan dan kebutanan, agar tidak melakukan tindakan pembukaan lahan dengan cara membakar.
“Ini berdampak pada berbagai masalah, mulai dari sosial hingga ekonomi sehingga perlu perhatian dari berbagai pihak,” kata Kepala Disbun OKI Aris Panani.
Melihat insiden karhutbunlah tahun sebelumnya, faktor ekonomi disinyalir menjadi penyebab utama baik untuk berbagai pemenuhan kebutuhan mulai dari pembukaan kebun, tanaman pangan, permukiman dan lain sebagainya.(abu)