Kayuagung, Sriwijaya Media-Bupati Ogan Komering Ilir (OKI) H Iskandar, SE., optimistis daerahnya mampu menyumbang penerimaan besar bagi negara dari ekspor hasil pengelolaan bubur kertas. Hal ini seiring dengan telah beroperasinya terminal khusus OKI Pulp and Paper di Tanjung Tapa, OKI.
“Tentu dengan beroperasinya pelabuhan ini, kita optimistis mampu meningkatkan PDRB Sumsel dan penerimaan negara dari sektor industri kertas,” kata Bupati OKI saat menghadiri undangan PT OKI Pulp & Paper dalam rangka meninjau operasional dermaga samudra Tanjung Tapa PT OKI Pulp, Senin (20/7/2020).
Bupati OKI pun mengapresiasi atas investasi besar yang ditanamkan Sinar Mas Group di Bumi Bende Seguguk.
Bupati berharap buah pembangunan itu akan dapat dirasakan masyarakat Sumsel umumnya dan OKI khususnya.
“Kita sngat bangga dengan adanya industri sebesar ini di Sumsel. Tentu harapannya dapat mendongkrak PDRB yang berimplikasi terhadap kesejahteraan masyarakat,” jelas Iskandar.
Selain dampak ekonomi, lanjut Iskandar, pihaknya juga menekankan pentingnya menjaga aspek lingkungan dan tenaga kerja (TK).
“Jadi penting juga agar perusahaan mampu menjaga kelestarian lingkungan, menjaga konsesinya dari kebakaran hutan dan lahan termasuk prioritaskan tenaga kerja lokal untuk pekerjaan unskill,” pinta Bupati.
PT OKI Pulp and Paper telah membangun terminal khusus internasional untuk kebutuhan ekspor produk olahan bubur kertas. Dermaga modern tersebut terletak di Desa Simpang Tiga Jaya, Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten OKI, Sumsel.
“Ini adalah kawasan terintegrasi dari HTI, Pulp hingga transportasi pelabuhan,” kata Public Affair PT OKI Pulp and Paper Mills, Gadang Harto Hartawan.
Pelabuhan ini dibangun dalam rangka menunjang pemasaran produk OKI Pulp and Paper menuju pasar internasional.
“Industri pulp akan survive jika memiliki sarana transportasi memadai. Kita salah satunya dengan target ekspansi pasar internasional,” pungkasnya.
Pembangunan terminal khusus ini memakan waktu 18 bulan masa kontruksi dan telah mendapat izin operasi dari Kementerian Perhubungan pada awal Juli 2020 lalu.
“Jadi sudah operasional, kita tunggu alat berat bongkar muat crane yang kini sedang diinstalasi di Boom Baru saja,” tuturnya.
Gadang menambahkan, pembangunan dermaga laut itu menghabiskan dana mencapai US 200 juta atau senilai Rp 2,91 triliun.
Terkait hitung-hitungan PDRB yang dihasilkan dari eksport olahan bubur kertas ini, Gadang belum bisa menyebutkan.
“Kita baru mulai di Juli ini dan perusahaan komitmen untuk pembangunan daerah dan masyarakat sekitar,” jelas Gadang.(abu)