Palembang, Sriwijaya Media – Puluhan massa yang tergabung dalam Suara Informasi Rakyat Sriwijaya (SIRA) Sumsel melakukan aksi demonstrasi di PT Pertamina Marketing Operasional Regional (MOR) 2 Sumbagsel Plaju, Kecamatan Seberang Ulu II Kota Palembang, Senin (8/11/2021).
Aksi tersebut sebagai bentuk protes atas kelangkaan gas elpiji atau liquified petroleum gas (LPG) 3 Kilogram (Kg) yang terjadi di beberapa daerah di Sumbagsel.
Koordinator Aksi Rahmat Sandi Iqbal mengatakan pihaknya meminta pimpinan Pertamina MOR II Sumbagsel untuk melakukan pengawasan insentif serta mengambil tindakan tegas, termasuk mengawasi penyaluran distribusi LPG 3 kg bersubsidi di Sumsel.
Rahmat Sandi mengutarakan, pihaknya mendukung penuh tindakan Pertamina MOR II Sumbagsel untuk mengeluarkan atau mencabut izin operasional agen gas diduga bermasalah. Bahkan bila perlu mempidanakan agen-agen gas yang terindikasi bermain atau nakal.
“Kami mendesak untuk seluruh agen yang wilayahnya mengalami kelangkaan gas elpiji 3 kg, untuk dilakukan Pemutusan Hubungan Usaha (PHU),” ujar Rahmat Sandi Iqbal.
Menurut dia, program subsidi gas elpiji 3kg merupakan kebutuhan mendasar bagi masyarakat miskin,.
Untuk itu, jangan sampai kebutuhan yang mendasar ini menjadi persoalan ditengah-tengah masyarakat yang tengah kesusahan akibat pandemi Covid-19.
“Akhir-akhir ini banyaknya keluhan-keluhan dari masyarakat tentang gas melon/gas elpiji 3kg tengah mengalami kelangkaan dan harga yang dijual dimasyarakat,” tuturnya.
Hal ini tentunya menjadi sebuah pukulan bagi masyarakat apalagi ditengah masyarakat yang saat ini tengah kesulitan dalam menghadapi dampak dari krisis pandemi Covid-19.
Masyarakat juga harus kembali dihadapkan dengan permasalahan mahal dan langkahnya pasokan gas elpiji 3kg.
“Sebagai kontrol sosial kami berharap agar otoritas terkait dalam hal ini PT Pertamina MOR 2 Sumbagsel untuk betul-betul menjamin ketersediaan gas elpiji 3kg,” terangnya.
Sementara itu, Korlap Rahmat Hidayat mengatakan, pihaknya menilai PT Pertamina MOR II Sumbagsel tidak cakap dalam mengawasi agen gas elpiji dan pangkalan.
“Kami minta apabila tidak mampu menstabilkan pasokan gas elpiji 3 kg di Sumsel, lebih baik General Manager (GM) PT Pertamina MOR II Sumbagsel mundur. Kami minta PT Pertamina MOR II Sumbagsel bertanggung jawab atas kelangkaan gas elpiji 3 kg. Karena sebagai regulasi penyaluran gas,” bebernya.
Apabila aspirasi yang disampaikan ini tidak ada tanggapan dan tidak direspon dari pihak PT Pertamina MOR II Sumbagsel, maka pihaknya akan melakukan aksi unjuk rasa ke Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan PT Pertamina Pusat.
Sayangnya, aksi massa ini tidak direspon baik PT Pertamina MOR II Sumbagsel. Tak ada satupun perwakilan dari PT Pertamina mau menanggapi aksi para massa ini. (ton)