Musi Rawas, Sriwijaya Media – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Musi Rawas (Mura) bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tengah melakukan studi wawasan kerukunan di Kabupaten Lombok Barat (Lombar) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), belum lama ini.
Banyak pelajaran, kesan pesan moral yang diperoleh selama kegiatan studi banding berlangsung.
“Alhamdulillah, kami bisa saling bertukar informasi. Hampir semua FKUB menghadapi tantangan sama, begitu juga kelemahan dan kekuatan,” kata Ketua FKUB Mura Misbahul Arrifin, kepada sriwijayamedia.com Kamis (18/11/2021)
Misbah, sapaan akrabnya ini mengatakan setiap daerah tentunya mempunyai persoalan, tak terkecuali Lombar yang juga memiliki tantangan, kelebihan dan kekurangan.
Dia menyebutkan kelebihan Lombar, yakni berada di daerah tua yang sudah turun temurun, dengan toleransi yang sangat tinggi, ditengah keberagaman perbedaan yang dimiliki.
Bahkan dalam satu lingkungan digunakan oleh umat Hindu dan muslim suku Sasak untuk beribadah.
“Ya, mushalla berada di tengah Pura. Walaupun demikian, kehidupan masyarakatnya rukun,” terangnya.
Sementara kekurangan yang dipetik dari paparan Ketua FKUB Lombar ialah tak ada satupun rumah ibadah umat kristen yang permanen, kecuali menyewa bangunan.
Begitu pun supporting dari APBD dinilai belum maksimal. Padahal PBM No 9 dan 8/2006 mengamanatkan hal itu.
“Meski demikian kelebihan yang menonjol dilihat dari luar adalah Lombar masuk dalam daerah yang kehidupannya rukun di NTB, bahkan di Indonesia,” paparnya.
Sedangkan Mura masuk dalam jajaran daerah rawan sumber konflik. Sebab Mura tergolong masih muda dan dipenuhi para pendatang dari berbagai suku, ras dan keyakinan beragama, walaupun daerah ini memiliki kearifan lokal, Lan Serasan Sekantenan.
“Ya walaupun begitu, alhamdulillah masih tergolong daerah zero konflik. Tentu, Mura menghargai masukan Lombar terkait kerukunan secara umum,” jelasnya.(Mus)