Sriwijayamedia.com – Ketua Umum (Ketum) Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Muhammad Asrul menghadiri undangan diskusi publik yang diadakan LMND Kota Sukoharjo dengan tema “Menjaga Eksistensi dan Relevansi Gerakan Mahasiswa Indonesia di Era Industri 4.0”, yang dilaksanakan di Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (29/12/2022).
Dalam diskusi yang turut dihadiri Wakil Bupati (Wabup) Sukoharjo Drs H Agus Santoso, Bung Asrul menyampaikan bahwa gerakan mahasiswa harus diarahkan pada penyatuan gerakan multi sektoral untuk mendorong persatuan nasional seluas-luasnya.
Menurut dia, polarisasi gerakan mahasiswa hanya akan melemahkan kekuatan kaum muda dalam mengawal dan memperjuangkan isu-isu kerakyatan.
“Gerakan mahasiswa harus didorong pada gerakan kolaboratif terhadap multi sektor. Kolaborasi ini akan menguatkan konsolidasi mahasiswa dalam memperjuangkan kepentingan rakyat,” kata Asrul.
Asrul mengatakan dalam menghadapi ketidakpastian global sebagai dampak dari pandemi Covid-19 dan era disruptif, gerakan mahasiswa harus membuat sebuah terobosan dengan memanfaatkan kemajuan digital hari ini.
Situasi ini, kata dia, harus mampu dijawab oleh kelompok gerakan mahasiswa dengan melahirkan gagasan-gagasan strategis untuk menyelesaikan kompleksitas persoalan nasional dan global.
“Global dihadapkan dengan situasi yang rumit, mulai dari ancaman resesi ekonomi, menguatnya konflik kawasan, krisis kesehatan, krisis energi dan pangan serta perubahan iklim. Ini mesti mampu dijawab kelompok gerakan saat ini,” tutur Asrul.
Dia mengatakan dalam kondisi global yang penuh ketidakpastian tersebut, dunia harus bahu-membahu dan membangun solidaritas antar negara untuk mengatasi krisis yang mengancam umat manusia.
Begitu pula dalam menciptakan perdamaian dunia, kata dia, politik perdamaian harus terus disuarakan dan dikuatkan ditengah menguatnya konflik kawasan.
“Dunia harus menunjukkan sisi kemanusiaannya,” imbuh Asrul.
Sementara itu, Wabup Sukoharjo Drs Agus Santoso mengatakan bahwa setiap fase perubahan yang terjadi, mahasiswa memiliki peranan dominasi dalam memberikan perubahan sosial masyarakat.
Pemerintahan yang jauh dari kepentingan publik, kata dia, akan selalu berhadapan dengan gerakan rakyat untuk menarik kembali ke arah yang lebih bermakna terhadap kehidupan rakyat.
“Gerakan mahasiswa saat ini memiliki perbedaan dengan perjuangan mahasiswa dulu, dan setiap perubahan sosial pasti ada keterlibatan dan peranan kaum muda dan mahasiswa di dalamnya,” ulasnya.
Dia mengingatkan kaum muda dan mahasiswa agar meningkatkan skill dan keterampilan dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0.
Menurutnya, kaum muda dan mahasiswa harus menyiapkan diri dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin besar.
“Peningkatan SDM harus didukung penuh dalam upaya untuk menyiapkan generasi muda dalam menghadapi tantangan kemajuan zaman. Apalagi dari data tingkat literasi bangsa Indonesia masih sangat rendah padahal literasi akan berkaitan erat dengan tingkat kemajuan suatu bangsa,” ungkapnya.
Selain itu, dia menyampaikan bahwa tatanan negara harus diatur dengan konsep Pancasila yang telah disepakati bersama dalam upaya mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur.
Namun hal ini, kata dia, tidak boleh hanya menjadi konsepsi belaka tetapi harus mewujud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Pancasila harus hidup di tengah-tengah rakyat. Kehadirannya tidak boleh hanya sekedar kata-kata tetapi harus mewujud dan nyata untuk keadilan dan kesejahteraan hidup masyarakat,” jelasnya.(Santi)