Palembang, Sriwijaya Media – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Provinsi Sumsel mengadakan Focus Group Discussion (FGD) perihal pengembangan daya tarik wisata unggulan provinsi (wisata religi), di Palembang, Selasa (12/10/2021).
Hadir didalam acara tersebut antara lain Sekretaris Disbudpar Sumsel Dr Hj Megawaty, ST., MT., Team Gerak Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) bidang Pariwisata Provinsi Sumsel H Azis Kemis, TGUPP bidang Kebudayaan Provinsi Sumsel H Hidayat Comsu, Ketua DPD Masyarakat Sadar Wisata (MASATA) Sumsel Herlan Asfiudin, Ketua DPD ASITA Sumsel Anthon Wahyudi, Ketua DPD HPI Sumsel Kemas A Latief, dan para peserta FGD.
TGUPP bidang Pariwisata Provinsi Sumsel H Aziz Kemis menyatakan bahwa di Indonesia ini memiliki potensi wisata yang beraneka ragam, mulai dari wisata alam, kuliner, bahari, dan sebagainya.
“Salah satu potensi wisata yang berkembang saat ini adalah wisata religi atau disebut dengan ziarah. Wisata ziarah adalah perjalanan yang dilakukan secara sukarela yang sifatnya sementara dengan cara mengunjungi tempat suci atau keramat untuk berdo’a atau meditasi pendalaman, penghayatan nilai-nilai spritual atau religi,” ujar Azis.
Wisata religi, masih kata dia, masuk dalam program kerja jangka menengah Pemprov Sumsel tahun 2018-2023. Yakni pengembangan pariwisata berorientasi pada pariwisata religius.
Dia mengklaim telah melakukan upaya-upaya untuk mengembangkan destinasi wisata religius dan membuka potensi wisata religius baru di Sumsel.
Namun tidak semua kabupaten/kota di Sumsel itu memiliki daya tarik wisata religius, seperti makam-makam penyebar agama, pemuka agama yang memiliki pengaruh besar, pemangku adat, tempat atau benda yang memiliki sejarah, dan memiliki nilai-nilai religius.
“Pengertian wisata religi tidak hanya dipahami sebagai wisata bersifat alami saja, tapi semua wisata dengan unsur religi bagi setiap agama yang dianut di Indonesia sehingga bersifat lebih luas. Karena wisata religi merupakan bagian dari wisata daerah. Wisata religi merupakan wisata ketempat yang memiliki makna khusus bagi umat. Misalnya dari sisi sejarah, ada mitos, dan legenda mengenai tempat tersebut,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Panitia FGD Heni Susanti menambahkan tujuan digelarnya FGD ini adalah untuk mendata dan mendokumentasikan potensi-potensi wisata religi di Sumsel, membuat paket wisata religi Sumsel, bekerjasama dengan ASITA, HPI, dan Pemkab OKU, OKUS, dan OKUT.
“Dalam FGD ini, kita menyamakan persepsi masyarakat dan pelaku-pelaku pariwisata terkait pengertian wisata religi,” bebernya.
Bukan itu saja, dalam FGD ini pula pihaknya memberikan pengetahuan baru bagi pelaku wisata dibidang biro perjalanan dan pramuwisata mengenai potensi wisata baru atau yang akan dikembangkan menjadi potensi wisata berorientasi religius di Sumsel.
Kemudian, menciptakan paket wisata baru sebagai alternatif dalam variasi paket perjalanan di Sumsel, selain wisata alam dan buatan.
“Sasarannya sendiri adalah tersedianya paket wisata religi Sumsel untuk Kabupaten OKU, OKUS, dan OKUT,” tegasnya.(ton)