Wamenlu Anis Matta : Bantuan ke Palestina Bentuk Budaya Kedermawanan Bangsa Indonesia

Wamenlu RI Anis Matta, saat menjadi pembicara kunci dalam Grand Iftar Indonesia untuk Palestina, di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (12/3/2025)/sriwijayamedia.com-adjie

Sriwijayamedia.com – Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI sekaligus Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta, menyatakan, bahwa bantuan dan dukungan bagi Palestina merupakan bagian dari upaya menghidupkan budaya kedermawanan masyarakat Indonesia.

Hal itu disampaikan Anis Matta, saat menjadi pembicara kunci dalam Grand Iftar Indonesia untuk Palestina dengan tema ‘Solidaritas, Aksi Nyata dan Harapan Baru’ yang digelar Friends of Palestina (FOP), di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (12/3/2025) sore.

Bacaan Lainnya

Anis Matta mengatakan bantuan dan dukungan untuk perjuangan dan kemerdekaan Palestina saat ini punya banyak dimensi.

“Sekarang kita ada di gelombang ketiga mendukung perjuangan Palestina,” ujar Anis Matta.

Menurut Anis Matta, pada kurun 1990-an, isu Palestina keluar dari narasi konflik Arab dan Israel, menjadi Islam melawan Israel.

Seusai genosida yang dilakukan Israel ke Gaza pada Oktober 2024, lanjut dia, narasi Palestina menjadi konflik kemanusiaan melawan non-kemanusiaan.

“Isu Palestina menjadi isu semua orang setelah genosida. Ini mengubah lanskap perjuangan di Palestina. Sekarang, orang-orang bukan hanya terhubung karena agama, tapi juga karena kemanusiaan,” ungkap Anis Matta.

Situasi ini juga yang kemudian mendorong Kementerian Luar Negeri meluncurkan trek baru diplomasi, yaitu diplomasi kemanusiaan.

“Kita semua bagian dari kekuatan baru Indonesia dalam melakukan diplomasi kemanusiaan. Dan dalam konteks itu, Palestina masuk,” kata dia.

Anis Matta menyatakan, aksi mendukung Palestina saat ini bukan lagi sebatas menggalang donasi, menggelar demonstrasi, atau membuat beragam kegiatan untuk mendukung Palestina.

“Yang lebih penting, kita menghidupkan budaya baru di masyarakat kita, yaitu budaya memberi, budaya kedermawanan,” tegas Anis Matta.

Menurut dia, bangsa yang ingin menjalankan peran kepemimpinan global adalah bangsa yang memiliki budaya kedermawanan, selain faktor kekuatan ekonomi dan sebagainya.

Dengan membangun budaya kedermawanan, lanjut Anis Matta, komentar negatif bagi upaya menggalang bantuan dan dukungan bagi Palestina pun akan mendapatkan jawaban dengan sendirinya.

“Jawab yang komentar, ‘Kenapa bantu Palestina yang jauh?’ (dengan jawaban), ‘Kalau yang di luar negeri saja diperhatikan, apalagi yang di dalam negeri.’” ujarnya lugas.

Dalam kesempatan itu, Anis Matta pun menyebut ada rencana untuk membangun Kampung Indonesia di Gaza, setelah fase kedua gencatan senjata di Palestina menuju rekonstruksi Gaza.

“Ini untuk memperkuat sekaligus jadi simbol kehadiran Indonesia di dunia Islam,” sebut dia soal Kampung Indonesia tersebut.

Satu catatan lain yang diselipkan Anis Matta dalam uraiannya adalah bahwa Gaza juga merupakan tempat kelahiran Imam Syafi’i. Mayoritas umat Islam di Indonesia merupakan pengikut mahzab Syafi’i.

“Jadi kita sebenarnya terhubung juga secara historis (dengan Gaza),” pungkasnya. (Adjie)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *