Kayuagung, Sriwijaya Media – Kondisi di Desa Sukamukti Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) diklaim aman dan kondusif pasca isu konflik di areal lahan PT Tree Kreasi Marga Mulya (TMM).
Hal itu diungkapkan Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Desa (Kades) Sukamukti Kecamatan Mesuji OKI Jontan Likamardi, dihubungi, Minggu (19/12/2021).
“Dari kemarin-kemarin kondisi di desa ini kondusif. Tidak ada suasana mencekam seperti dikabarkan di media, masyarakat beraktivitas seperti biasa,” aku Jontan.
Jontan membenarkan adanya pendudukan lahan di PT TMM oleh sekelompok warga beberapa bulan terakhir, namun sebagian besar justru berasal dari daerah lain.
“Benar ada kelompok warga yang menduduki lahan PT TMM, mereka bukan warga desa sini. Ada yang dari Mesuji Raya, Lempuing bahkan ada warga Provinsi Lampung,” tutur Jontan.
Sementara itu, tokoh masyarakat (tomas) Desa Sukamukti Sutamar mengatakan aktivitas masyarakat disini sebagai pedagang, hingga pergi ke ladang.
“Sejak kemarin kondisinya aman-aman saja dan aktifitas masyarakat juga berjalan seperti biasa, mulai dari berkebun dan kegiatan ke pasar ataupun buka toko,” terangnya.
Sutamar menambahkan seluruh warga yang menduduki lahan tersebut sudah kembali ke daerah masing-masing. Sebagian besar bukanlah asli penduduk Desa Sukamukti.
“Ada seratus orang lebih yang menduduki lahan disini. Ya, paling warga asli sini kemungkinan hanya 10 orang saja. Sisanya berasal dari luar Desa Sukamukti,” bebernya.
Terkait penangkapan beberapa oknum warga yang sebelumnya menduduki lahan PT TMM, Kapolres OKI AKBP Dili Yanto, S.Ik., SH., MH., menjelaskan bukan soal permasalahan lahan, namun proses penegakan hukum kepemilikan senjata api (senpi) dan senjata tajam (Sajam).
“Bukan terkait persoalan lahan, tapi proses penegakan hukum terkait tindak pidana yang dilaporkan masyarakat yang merasa dirugikan. Salah satunya juga terkait kepemilikan senpi dan sajam. Saat ini Ditreskrimum Polda Sumsel dibackup Polres OKI yang melakukan penyidikan,” kata Kapolres Dili.
Terpisah, Kepala Tata Usaha PT TMM Masluki mengatakan, pendudukan lahan itu terjadi pada Kamis (16/12/2021) sekitar pukul 20.00 WIB. Awalnya aman tidak terjadi keributan.
Namun tidak berselang lama, datang sekelompok masyarakat dari arah Desa Sungai Sodong dengan memakai beberapa mobil pribadi dan truk.
Sekelompok warga itu tiba-tiba turun dari mobil dan terdengar suara ledakan yang berasal arah oknum masyarakat.
Mendengar adanya suara ledakan, maka anggota polisi juga mengeluarkan tembakan peringatan yang memberitahu jika ada polisi di lokasi. Kejadian itu berlangsung sekitar 30 menitan.
“Waktu saya melihat adanya penangkapan terhadap beberapa oknum masyarakat tersebut, di lokasi juga ditemukan beberapa sajam seperti bambu runcing, dan pedang,” papar Masluki.
Atas kejadian tersebut, lanjut Masluki, sebanyak 33 tenaga kerja panen kelapa sawit langsung memutuskan pulang ke Jambi karena takut.
Sedangkan untuk aktivitas perusahaan seperti memanen tetap dilakukan seperti biasa dengan menggunakan tenaga penduduk asli setempat dan dalam pengawalan ketat dari kepolisian dan TNI.
“Untuk lahan yang sebelumnya diduduki warga kini sudah kosong yang tinggal hanya barang berupa tenda dan lainnya,” bebernya.
Masluki berharap tidak ada lagi kejadian serupa sehingga aktivitas berjalan lancar serta tidak ada lagi oknum yang tidak bertanggungjawab menduduki lahan perusahaan.(luk)