KAYUAGUNG-Isu kerusakan jalan menghubungkan desa, kecamatan di Kabupaten OKI yang menjadi topik perdebatan pasangan calon kepala daerah pada acara debat kandidat yang digelar di gedung paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) OKI Provinsi Sumatera Selatan, Selasa (27/3) mendapat sorotan dinas terkait.
Berdasar data dihimpun dari Dinas PU Tata Ruang OKI, kondisi infrastuktur jalan yang menjadi tanggungjawab pemerintah daerah pada tahun 2017 bertambah sepanjang 2.037.106 km dengan kondisi sepanjang 643.625 km (32 persen) dalam keadaan baik, 768, 816 km (38 persen) dalam keadaan sedang, 483,002 km (24 persen) rusak ringan dan 161,633 km (25 persen) rusak berat.
Bahkan dilihat dari kontruksinya, kondisi jalan di kabupaten OKI terbagi menjadi empat permukaan, yaitu sepanjang 117,003 km (6 persen) dengan kontruksi cor beton, 340, 159 km (17 persen) aspal, 906, 436 km (44 persen) agregat dan menyisakan 673,508 (33 persen) tanah.
Kepala Dinas PU Tata Ruang OKI, Ir Hafidz, MM menjelaskan kendala yang dihadapi untuk membuat seluruh jalan di kabupaten OKI mulus yakni panjangnya jalan yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.
“Total panjang jalan yang jadi tanggung jawab kita jauh lebih panjang dari jalan provinsi dengan anggaran yang lebih sedikit. Tapi dalam empat tahun terakhir, kita mampu menekan kerusakan sepanjang 123. 575 km dari 180.68 km pada tahun 2013,” ucap Hafidz.
Selain panjangnya jalan, keterbatasan anggaran juga menjadi persoalan. Ditambah lagi kontur wilayah Kabupaten OKI yang 75 persen terdiri dari rawa sehingga memerlukan perlakuan khusus.
“Membangun jalan di tengah rawa biayanya tentu lebih tinggi. Butuh upaya khusus, apalagi kita dihambat oleh keterbatasan biaya,” terang Hafidz.
Hafidz menuturkan perbandingan membangun jalan di lahan gambut skalanya mencapai 1 berbanding 5.
“Skalanya bisa 1 berbanding 5. Satu kilometer jalan di lahan gambut itu bisa dapat 5 Km jalan dikontur tanah keras. Makanya biayanya cukup tinggi,” katanya.
Hafidz mengklaim kondisi jalan mantap di Kabupaten OKI sejak tahun 2013 bertambah sebanyak 13,16 persen dari 56, 18 persen pada tahun 2013 menjadi 69,34 persen pada tahun 2017.
Kepala Bappeda OKI, Makruf, CM, S. IP pada penutupan Musrebang Kabupaten OKI, menambahkan pembangunan infrastruktur terus menjadi prioritas Pemkab OKI, baik tahun 2018 maupun 2019 mendatang.
“Untuk musrenbang OKI tahun 2018, kita tetap fokus untuk pembangunan infrastruktur jalan,” ucap Ma’ruf.
Ma’ruf menerangkan alokasi anggaran pembangunan jalan tiap tahun terus meningkat. Dalam empat tahun terakhit, peningkatan alokasi pembangunan infrastruktur jalan mrningkat hingga Rp10,7miliar.
“Tiap tahun prioritasnya adalah infrastruktur. Karena infrastruktur jalan merupakan akses vital digunakan masyarakat sekaligus menopang peningkatan perekonomian masyarakat,” akunya.(abu)