Oleh :
Abdul Jamil Al Rasyid, Mahasiswa Sastra Minangkabau Universitas Andalas Padang
Berbakti adalah suatu rasa/perasaan yang ada dalam diri seseorang. Dimana rasa itu identik dengan hormat, takut serta taat kepada seseorang maupun kepada Tuhan.
Semua orang tentu pernah berbakti, baik itu secara terang-terang maupun tidak. Hidup merupakan proses berbakti karena tanpa berbakti, maka hidup itu tidak akan mengalami perubahan.
Kenapa demikian, karena setiap orang tentu harus ada orang yang dia hormati agar dia bisa belajar dan berubah.
Ketika kita menghormati dan segan kepada orang itu, maka itu adalah salah satu cara untuk berbakti. Setiap orang mempunyai rasa segan dan hormat kepada salah satu orang. Karena biasanya orang yang sering memberikan saja kepada orang lain, maka dia secara tidak langsung akan dihormati oleh orang yang dia berikan saja tersebut.
Seperti ketika kita menanam sebuah kebaikan kepada Si A, maka si A tersebut secara tidak langsung akan hormat kepada kita.
Dari rasa hormat, segan dan juga taat pada seseorang maka dari hal tersebut timbul rasa ingin berbakti kepada orang tersebut. Misalnya seorang guru, ketika kita sekolah, tentu kita menghormati seorang guru, apa yang disuruh oleh guru kita maka kita akan kerjakan.
Begitu juga dengan apa yang dia ajarkan kepada kita, bisa jadi kita tie juga. Karena hal ini guru patut ditiru dan dihormati, maka ketika seseorang yang melawan kepada gurunya dan membuat gurunya kecewa tentu dia akan bisa saja dibenci oleh orang lain.
Jangan pernah sesekali kita melawan kepada guru kita. Kita tidak boleh melakukan hal tersebut. Ketika hal tersebut terjadi maka kita sudah menghilangkan sebuah hal yang namanya berbakti. Sepatutnya kita berbakti kepada guru kita. Bukan melawan guru kita.
Sehebat apapun kita, apabila kita melawan kepada guru kita. Maka hal tersebut adalah suatu hal yang tidak baik dan tidak patut untuk ditiru. Ketika hal tersebut didalam agama Islam adalah suatu hal yang membuat kita berdosa besar.
Selain guru tentu ada juga orang yang paling kita hormati diatas dunia ini. Tentunya adalah kedua orang tua kita. Hal ini sudah umum diketahui orang bahwa orang tua itu tidak boleh juga dilawan. Hendaknya apa yang disuruh oleh orang tua kita, maka kita kerjakan.
Ketika kita kecil, jangan marah dan melawan ketika disuruh oleh orang tua kita. Karena melawan dan juga tidak patuh tersebut juga merupakan salah satu dosa yang besar dilakukan oleh seseorang.
Seseorang yang sudah paham dengan kedua hal itu maka bisa saja belajar dari hal tersebut. Kita bisa saja mengamalkan dan jadikan proses belajar untuk berbakti kepada dua elemen penting dan utama tersebut dalam kehidupan kita.
Tanpa orang tua kita tidak bisa lahir dan seperti sekarang diatas dunia. Kita harus berbakti kepadanya. Dan juga tanpa seorang guru kita bukanlah siapa-siapa. Maka berbakti kepada guru kita karena apa yang kita kerjakan untuk guru kita belum tentu sebesar jasa beliau kepada kita.
Setiap orang tentunya memiliki proses yang berbeda dalam berbakti. Hidup adalah sebuah proses belajar. Maka berbakti juga perlu belajar. Terkadang awalnya kita sering melawan pada orang tua dan guru kita. Setelah itu akhirnya kita bisa saja sadar dengan sendirinya bahwa orang itu bisa saja berubah ke arah yang lebih baik, dan bisa juga berbakti karena mungkin pikiran dia, karena umur dia dan lainnya.
Untuk itu, kita diatas dunia adalah untuk berbakti kepada orang yang berpengaruh dalam hidup kita, Tuhan kita. Jangan pernah kita anggap remeh berbakti tersebut karena orang yang berjasa dalam hidup kita adalah orang yang berbakti juga kepada kita. Ketika kita sudah dewasa maka dengan cara berbakti itu membuat jasa orang tua kita, guru kita akan terbalas. Maka berbakti juga merupakan salah satu cara untuk membalas jasa seseorang. Jangan pernah lupa kita untuk berbakti juga kepada semua orang di sekitar kita.