Palembang, Sriwijaya Media – Gubernur Sumsel H Herman Deru mengapresiasi upaya Bank Indonesia (BI) yang senantiasa bersinergi untuk membangun ekonomi dan keuangan syariah sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru di Sumsel.
Hal itu disampaikan Gubernur Sumsel H Herman Deru, saat menghadiri kegiatan Syariah Sriwijaya Festival (Syafari 2022) yang dilaksanakan pada 14 -16 Juli 2022 di Atrium Palembang Square Mall.
“Saya mengapresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan Syafari ini. Dalam mengimplementasikan ekonomi dan keuangan syariah di daerah Sumsel dengan penduduk yang heterogen dari berbagai suku dan agama, tentunya membutuhkan kerjasama dengan berbagai mitra untuk terus berkembang,” kata Deru.
Deru pun berharap agar para pelaku usaha ekonomi syariah bisa bermitra dan menjalin sinergi dengan berbagai pihak dengan mengutamakan tercapainya kesepakatan yang adil dan saling menguntungkan satu sama lain.
“Saya juga mengapresiasi upaya Perwakilan BI Sumsel yang telah bersinergi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kanwil Kemenag Sumsel serta pihak terkait lainnya dalam mendorong sekitar 500 UMKM untuk mendapatkan sertifikasi halal dalam produknya,” terangnya.
Menurut Deru, sertifikasi halal ini sangat penting untuk meyakinkan pangsa pasar muslim bahwa produk yang dikonsumsinya merupakan produk halal, terutama untuk produk makanan.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumsel Erwin Soeriadimadja menyampaikan bahwa saat ini peran ekonomi dan keuangan syariah dalam mendorong perkembangan ekonomi di Sumsel menunjukkan perkembangan yang sangat baik.
Hal ini antara lain terlihat dari 3 hal yaitu peran perbankan syariah yang semakin meningkat dalam mengawal stabilitas sistem keuangan di Provinsi Sumsel, semakin kuatnya pemberdayaan pesantren oleh berbagai pihak terkait, dan semakin banyaknya pelaku usaha syariah yang mampu menangkap peluang dan terus meningkatkan kapasitas melalui program Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA) serta fasilitasi sertifikasi halal UMKM.
“Pada Mei 2022, Dana Pihak Ketiga (DPK) bank syariah tercatat sebesar Rp8,81 triliun, atau tumbuh sebesar 7,09% (yoy). Sementara itu, pembiayaan perbankan syariah di Sumsel pada Mei 2022 tercatat sebesar Rp11,7 triliun, atau tumbuh sebesar 10,50% (yoy). Peningkatan pembiayaan yang lebih tinggi dari DPK menunjukkan geliat ekonomi syariah yang semakin membaik,” papar Erwin.
Dia juga menekankan akan pentingnya pelaku ekonomi dan keuangan syariah untuk mampu adaptif dan berinovasi di tengah perkembangan digitalisasi yang pesat.
Misalnya dengan memanfaatkan pembayaran non tunai, hingga pemanfaatan teknologi dalam proses produksi dan pemasaran produk.
Pada pembukaan kegiatan Syafari 2022 ini, dilaksanakan juga penyerahan secara simbolis pembiayaan dari perbankan syariah (BPD Sumsel Babel Unit Usaha Syariah, BCA Syariah, BTPN Syariah, Maybank Unit Usaha Syariah, dan Bank Sinarmas Syariah) kepada berbagai UMKM unggulan.
Penyerahan sertifikasi halal kepada perwakilan UMKM dari BPJPH Kanwil Kemenag Sumsel guna meningkatkan rantai pasok halal, Penyerahan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa sarana prasarana budidaya hidroponik kepada Pondok Pesantren; hingga pelaksanaan business matching syariah antara Ahmadi Green Corner Hidroponik Palembang dengan 3 Pondok Pesantren binaan Bank Indonesia Provinsi Sumsel yaitu, Pondok Pesantren Mazroillah Kab. Lubuklinggau, Pondok Pesantren Modern Ar-Risalah, Lubuklinggau, dan Pondok Pesantren Syifaul Janan, Musi Rawas.(ocha)