Warga Desa Darmo Lawang Kidul Menjerit, Tanaman Rusak Akibat Tercemar Limbah Batubara

Tanaman warga banyak yang rusak diduga akibat dari aktivitas penambangan batubara PT BSS Site MME/sriwijayamedia.com-kiki

Sriwijayamedia.com – Junaidi (46), warga di Desa Darmo, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumsel sejak beberapa pekan terakhir menjerit. Pasalnya, tanaman warga banyak yang rusak diduga akibat dari aktivitas penambangan batubara PT Bina Sarana Sukses (BSS) Site Manambang Muara Enim (MME).

Tak tanggung-tanggung, berbagai tanaman buah-buahan seperti pohon duku, jeruk, pisang dan lainnya rusak akibat tercemar limbah produksi perusahaan dengan luasan capai 1,7 hektar.

Warga berharap perusahaan dapat bertanggungjawab atas kerugian yang dialami.

“Sebagian besar lahan kebun saya terendam limbah produksi batubara. Total lahan mencapai 1,7 hektar,” aku Junaidi (46), ditemui pada Jum’at (21/3/2025).

Atas permasalahan itu, ia mengaku sudah berusaha menghubungi pihak PT MME, namun hingga saat ini belum ada itikad baik atau kompensasi yang diberikan perusahaan.

Bahkan, ia juga telah melaporkan perihal ini ke Kepala Desa (Kades), namun belum ditindaklanjuti.

“Tanaman yang mati itu berupa pohon duku, jeruk dan pisang. Kalau ditaksir kerugian akibat terendam limbah batubara capai Rp500.000.000. Sudah cukup banyak cost yang saya keluarkan untuk mengurusi tanaman, termasuk upah tukang kebun. Intinya saya minta perusahaan dapat memberikan kompensasi,” jelas Junaidi seraya memberikan kuasa kepada Ormas Gerakan Cinta Rakyat Muaraenim (GENCAR) untuk menangani permasalahan ini.

Sementara itu, Ketua DPC GENCAR Muaraenim Yones Tober Simamora melalui Sekretaris DPC GENCAR Muaraenim Franki Eni Masrun mengatakan pihaknya siap memperjuangkan aspirasi dari saudara Junaidi sampai tuntas.

Bahkan pihaknya akan melaporkan hal ini ke Komisi 1 DPRD Muaraenim untuk di fasilitasi.

“Sesuai intruksi, kami akan mengawal kasus ini hingga selesai. Kami akan cek izin AMDAL-nya ke dinas terkait, apakah sudah sesuai atau belum sama sekali,” tegas Franki.

Franki mendesak Pemkab Muaraenim melalui instansi terkait dapat proaktif menindaklanjuti permasalahan ini.

“Masyarakat sudah muak mendengar persoalan seperti ini yang terjadi berulang – ulang tanpa adanya solusi. Sama seperti yang terjadi di Kecamatan Gunung Megang, ada lahan warga yang terkena dampak limbah PT RMK,” imbuhnya.

Sayangnya, pihak desa dan perusahaan ketika dikonfirmasi melalui telepon whatsapp tidak kunjung direspon.(kiki)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *