Sriwijayamedia.com – Ikatan pedagang pasar indonesia (IKAPPI) Sumsel mengadakan dialog terbuka pedagang pasar tradisi bertema ‘Ayo Belanja ke Pasar Tradisional, Pasar Bergeliat Pedagang Sejahtera’, di Cafe Teduh, Kambang Iwak, Jum’at (25/11/2022).
Kasubdit Intelkam Polda Sumsel Kompol Afria Jaya mengatakan guna mengantisipasi kenaikan harga dan penimbunan sembako pada akhir tahun, dampak perayaan natal dan tahun baru (Nataru), pihaknya bekerjasama dengan Pemkot Palembang dan DPW IKAPPI Sumsel akan memantau pergerakan harga sekaligus melakukan langkah untuk memastikan kondisi harga dan ketersediaan barang tetap tersedia.
“Kami melihat fenomena yang terjadi setiap akhir tahun, terutama berkaitan perayaan Nataru. Potensi tingginya harga sembako masih kerap terjadi,” terangnya.
Menurut dia, kenaikan harga ini juga akan berpotensi pada terjadinya aksi penimbunan yang dilakukan oleh oknum para tengkulak memanfaatkan momen tersebut.
Untuk itu, melalui momen ini pihaknya berupaya melakukan pengawasan serta sosialisasi berkaitan hal tersebut.
Dia berharap IKAPPI Sumsel dapat menjadi garda terdepan dalam upaya menjaga stabilitas harga yang ada di pasaran, termasuk juga pasokan serta pendistribusian ke pedagang dan masyarakat selaku konsumen.
“Pengawasan akan terus kami lakukan. Jika masih saja kedapatan ada oknum yang menaikkan harga, apalagi menimbun, akan kami tindak dan proses sesuai ketentuan hukum berlaku,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua DPW IKAPPI Sumsel Muhammad Arris Alkausar, SE., menambahkan, hingga saat ini di pasar tradisional
masih banyak persoalan yangdirasakan pedagang, baik soal proses pendistribusian maupun kerjasama pembangunan dari beberapa pasar ini belum ada kejelasan serta kerjasama dengan pihak ketiga.
“”Sebenarnya cukup banyak persoalan yang dihadapi berkaitan dengan pasar tradisional ini. Mulai dari pembeli sepi sebagai dampak pandemi Covid-19, termasuk keberadaan pasar modern di dekat pasar tradisional,” paparnya.
Begitu pun belum ada kejelasan proses pembangunan beberapa pasar yang ada di Pasar Kuto dan Pasar Cinde terkait kerjasama pihak ketiga.
Dia menilai pendistribusian ke pedagang banyak dimonopoli oleh pemodal besar. Oleh karena itu, sebagai perpanjangan tangan pemerintah, pihaknya akan melakukan advokasi ke instansi terkait berkaitan dengan masalah yang dihadapi saat ini.
“Soal potensi kenaikan harga di pasaran akibat dampak Nataru, kami berkerjasama dengan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Sumsel dan Bulog berencana menggelar operasi pasar di Desember 2022 nanti. Bahkan direncanakan di tahap awal dilakukan di tiga pasar di Kota Palembang,” jelasnya. (ocha)