Sriwijayamedia.com – Duta Besar (Dubes) Palestina untuk Indonesia Zulhair SM Alshun didampingi Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadhli Zon mengadakan Konferensi Pers mengenai situasi dan kondisi Konflik Palestina-Israel, di Komplek Parlemen, Selasa (10/10/2023).
Ketua BKSAP DPR RI Fadhli Zon menyampaikan penyerangan yang cukup besar terjadi di Palestina, terutama Jalur Gaza oleh Israel, hingga menimbulkan korban jiwa.
Fadhli Zon berpandangan bahwa penyerangan Israel tersebut adalah pelanggaran yang sangat jelas dan nyata terhadap seluruh Perjanjian Internasional maupun Resolusi PBB.
“Diketahui bersama, PBB telah mencatat lebih dari 300 warga Palestina yang dibunuh oleh Israel secara tidak sah. Terutama warga sipil. Selama ini, Israel selalu melakukan pelanggaran terhadap seluruh Kesepakatan Internasional maupun Resolusi PBB,” sampai Fadhli.
Fadhli Zon juga menegaskan bahwa pertemuan diplomasi yang dilakukan oleh Dubes Palestina untuk Indonesia sebagai upaya warga Palestina untuk mempertahankan diri dari agresi Israel.
“Ini tidak hanya penyerangan, ya, bentuknya, ada bentuk jarahan tanah juga. Penjarahan tanah yang dilakukan Israel sejak 1967 hingga sekarang itu, membuat wilayah Palestina semakin mengecil. Mirisnya, terjadi pembiaran oleh pihak Internasional,” terang Fadhli.
Di akhir konferensi pers, Fadhli Zon menyatakan bahwa pemerintah dan masyarakat Indonesia akan selalu mendukung kemerdekaan, kedaulatan, serta kedamaian di Palestina.
Hal tersebut juga menjalankan komitmen dari konstitusi Indonesia, yang mana ingin menghapus penjajahan di atas dunia, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan prikeadilan.
Sementara itu, Dubes Palestina untuk Indonesia Zulhair SM Alshun juga menyampaikan bahwa dirinya dan warga Palestina sangat bersyukur dan menghargai seluruh dukungan yang diberikan, baik dari masyarakat maupun Pemerintah Indonesia terhadap perdamaian di Tanah Palestina.
Zulhair SM Alshun menggambarkan situasi Palestina, terutama Jalur Gaza, dimana Israel selalu melakukan penyerangan setiap hari.
Akhir-akhir ini, situasi Palestina sedang tidak ada listrik, tidak ada internet, bahkan tidak ada makanan.
Bahkan, lanjut Zulhair SM Alshun, Rumah Sakit (RS) yang didirikan oleh masyarakat Indonesia di Palestina, juga terkena dampak penyerangan Israel.
“Rumah Sakit tersebut dibuat dengan maksud menolong masyarakat Palestina yang sakit atau terkena serangan dari Israel. Namun, Rumah Sakit tersebut juga sudah hancur. Saya yakin, banyak warga Indonesia yang memiliki keluarga di Palestina, namun sulit untuk menghubungi mereka yang disana. Saya hanya berharap konflik ini segera berakhir,” papar Zulhair SM Alshun dalam Bahasa Inggris.(Raya)