Ini Upaya Preventif Dinkes OKI Mengantisipasi Penyebaran Difteri

IMG_20180111_085610_1

KAYUAGUNG-Sebagai antisipasi penyebaran penyakit difteri, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI melalui Dinas Kesehatan OKI melaunching vaksinisasi difteri di Pendopoan Kabupaten OKI, Kamis (11/1).

Hal itu berdasar surat edaran (SE) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk melakukan vaksinisasi difteri.

Bacaan Lainnya

“Dengan vaksinisasi ini diharap anak-anak memiliki daya tahan tubuh lebih baik sehingga tidak mudah terjangkit penyakit difteri,” kata Sekda OKI, H Husin, SPd., MM.

Untuk tahap awal ini, kata Sekda, pihaknya melakukan vaksinisasi di Puskesmas Kutaraya dan Celika serta Puskesmas Mulya Guna dan Sugi Waras, Kecamatan Teluk Gelam.

Selanjutnya, vaksinasi juga dilakukan ditiap posyandu yang tersebar di seluruh kecamatan dalam Kabupaten OKI.

“Difteri ini banyak dialami anak-anak. Namun bukan berarti orang dewasa secara otomatis bebas difteri. Ya, vaksinasi difteri juga perlu diberikan untuk orang dewasa guna mencegah penyebaran penyakit difteri,” jelas Sekda.

Sekda melanjutkan, Kemenkes RI telah menganjurkan vaksinasi difteri sebagai upaya penanggulangan dan pencegahan meluasnya Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri di Indonesia.

Program vaksinasi dari pemerintah Indonesia melalui ORI (Outbreak Response Immunization) memberikan imunisasi difteri, terutama bagi penduduk Indonesia berusia 1-19 tahun yang tinggal di sekitar penderita difteri.

“Difteri merupakan penyakit yang dapat menyebabkan masalah pernapasan, kelumpuhan, gagal jantung hingga berujung kematian. Penyebarannya adalah melalui udara ketika penderita difteri batuk atau bersin. Vaksinasi difteri pada anak maupun dewasa berfungsi memicu timbulnya kekebalan tubuh terhadap bakteri penyebab penyakit itu,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) OKI HM Lubis, SKM., M.Kes didampingi Sekretaris Dinas Iwan Setiawan, SKm., M.Kes., melalui Kasi Imunisasi Dinkes OKI, drg M Arifin Yuslim menegaskan sebelumnya Kabupaten OKI ada tiga orang anak yang diduga terkena difteri. Selanjutnya dibawa ke RSMH Palembang untuk dilakukan uji lab. Alhasil, uji lab menyatakan hasilnya negatif.

Kendati demikian, kata dia, pihaknya tetap melakukan vaksinasi guna mengantisipasi penyebaran bakteri itu.

“Untuk di Sumsel baru di Kabupaten OKI dan Kota Palembang dengan segmentasi anak-anak berusia 1-19 tahun. Ya, anak-anak dari tingkat PAUD hingga SMA,” jelasnya.

Arif menerangkan bahwa pemberian vaksinasi DPT-HB-Hib berguna untuk melindungi terhadap penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Pneumonia dan Meningitis.

Arif menambahkan sasaran ORI antara usia 1-5 tahun diberikan vaksin DPT-HB-Hib. Sedangkan usia berkisat 5-7 tahun diberikan vaksin Difteri Tetanus (DT) dan kelompok usia 7-19 tahun diberikan vaksin Tetanus Difteri (TD).

“Nama bakteri penyebab difteri adalah Corynebacterium Difteriae. DPT-HB-Hib merupakan imunisasi Dasar Lengkap (IDL) diberikan pada usia 2, 3 dan 4 bulan.(abu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *