MUBA-Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) menyimpan sejumlah potensi wisata yang tidak kalah bagus dari daerah lain. Mulai Taman Bunga, yang berada di belakang rumah Dinas Bupati Muba, Danau Konger, Embung Desa Gajah Mati, dan satu lagi tempat yang belum diketahui khalayak ramai yaitu Bukit Benape.
Penasaran dengan cerita itu, sejumlah masyarakat akan bukit yang katanya memiliki ketinggian 1.760 Meter Dari Permukaan Laut (MDPL) tersebut, kami menggali informasi dari salah satu komunitas yang ada di Kota Sekayu, yaitu Admin Serasan Sekate (Asese) dan Komunitas Fotografi Indonesia Muba, yang sudah melakukan kegiatan Jelajah Muba ke Bukit Benape, yang berada di Dusun Jebang, Desa Keramat Jaya, Kecamatan Sungai Keruh.
Ketua Admin Serasan Sekate, Herdoni, menceritakan berawal dari rasa penasaran dan ingin mengetahui dengan jelas tentang asal usul bukit yang diklaim tertinggi di Muba tersebut. Maka, dirinya bersama Komunitas Fotografi Indonesia Cabang Muba, menggali informasi tentang keberadaan dan kondisi wilayah ditempat tersebut.
“Terdengar unik dan tidak percaya awalnya ada tempat tertinggi di Muba. Bermodal info tersebut, kami bersama-sama mencari informasi lebih lengkap,” bebernya saat dihubungi, belum lama ini.
Mendapatkan data akurat, lanjut, Herdoni, maka pihaknya menyusun agenda untuk langsung, dan menjajal bukit yang dahulu konon katanya dijadikan keramat oleh warga sekitar.
“Kami segera mengunpulkan seluruh anggota komunitas, dan menentukan waktu serta sejumlah persiapan untuk mendaki bukit tertinggi di Muba itu,” terangnya.
Tepat pada Selasa (5/2), seluruh anggota komunitas yang tergabung dalam ‘Jelajah Bukit Benape’ berangkat dari Kota Sekayu, menuju lokasi, menggunakan kendaraan roda dua yang menempuh 6 jam perjalan, atau sekitar 80 kilomter.
“Menuju Desa Keramat Jaya, memakan waktu sekitar 2 jam, 30 menit. Beristirahat sejenak, kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Dusun Jebang, sekitar 1 jam 30 menit. Setelah sampai pada titik kumpul menuju puncak bukit memakan waktu sekitar satu jam dengan berjalan kaki,” bebernya.
Sesampai dipuncak bukit, memang mata para anggota disuguhi pemandangan yang indah akan hutan-hutan rimbun yang ada di sekitar lokasi.
Diakui Herdoni, bahwa dipuncak bukit tersebut memang terlihat secara keseluruhan kondisi desa dan dusun sekitar. Ditambah dengan udara segar tanpa polusi yang memang sesuai dengan kondisi wilayah Muba.
“Setelah dipuncaknya, memang terbayar sudah dengan suasa alam yang memang masih alami dan segar. Ditambah dengan kondisi hutan yang masih hijau dan sejauh mata memandang, sehingga sulit untk dilukiskan,” tuturnya.
Herdoni mengungkapkan, kegiatan jelajah tersebut bertujuan untuk mengeksplore tempat-tempat yang selama ini belum diketahui, tetapi memiliki pesona keindahan yang layak dikembangkan. Diharapkan nantinya membuka peluang potensi wisata di Kabupaten Muba nantinya, paling tidak sebagai stimulus untuk menggerakkan ekonomi desa, bila bisa dikembangkan dengan serius dan baik.
“Kami berharap, nantinya Bukit Benape bisa menjadi tempat wisata unggulan di Muba. Sehingga masyarakat Muba memiliki banyak pilihan tempat wisata yang dapat memberikan banyak dampak terhadap kemajuan ekonomi daerah, diantaranya mulai dari perbaikan infrastruktur serta penyerapan tenaga kerja lokal di lokasi sekitar wisata,” harapnya.
Untuk kedepan tidak menutup kemungkinan Jelajah Muba akan terus dilakukan, untuk mengeksplore tempat potensi wisata yang layak untuk dikembangkan dan mengenalkan bahwa Muba punya tempat wisata yang tak kalah indahnya dari daerah lainnya.
“Bisa jadi ini tahap awal, kedepan dengan dukungan dari smua pihak, tidak menutup kemungkinan akan ditemukan lokasi wisata baru lainnya,” katanya.
Disinggung latar belakang nama Bukit Benape, diakuinya masih banyak cerita yang simpang siur ditengah masyarakat. Jika mengacu pada cerita Kepala Desa Keramat Jaya Irwanto, alasan diberi nama Bukit Benape, karena pada zaman dahulu, bukit tersebut merupkan tempat orang-oang tua mereka Bukit Bertapa atau dengan sebutan daerah Bukit Betape, yang kemudian dalam perjalannya, bergeser jadi Bukit Benape.
“Ceritanya dahulu, bukit itu menjadi tempat bertapa orang-orang tua sekitar desa untuk meminta petunjuk kepada yang maha pencipta. Tetapi bahasa itu kemudian bergeser menjadi Bukit Benape,” terangnya.
Tetapi, lanjutnya, ada pendapat berbeda yang mengatakan bahwa bukit Pendape atau Penape. Karena pada zaman duhulu, tumbuh tanaman buah jenis Pendape yang di tanam orang asal Belanda dibukit tersebut. Sehingga memang masih cukup simpang siur asal-usul bukit tersebut.
“Soal asal usul dan nama pasti memang masih bingung, tetapi kami menyebutnya Benape, sesuai dari sebutan Kades Kramat Jaya,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Pemkab Muba Herryandi Sinulingga AP, menambahkan pihaknya mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh komunitas anak-anak Muba ini. Kegiatan ini dinilai sangat positif sekali, hobby photografi, vidiografi dengan harapan semua potensi daerah, baik seni dan budaya termasuk potensi pariwisata dapat ditransformasikan ke khlayak ramai, termasuk sosial media dan komunitas yang ada di Bumi Serasan Sekate.
“Mari kita bersama dapat mendukung kegiatan positif ini. Jika OPD tekait ingin melibatkan mereka, tentunya juga sangat bagus untuk mensosialisasikan program OPD ke masyarakat luas, khususnya melalui sosial media,” tutur Lingga.(jay/rel).