Pj Gubernur Sumsel Apresiasi Inflasi Akhir Tahun 2024 Terjaga

Kepala BPS Sumsel Wahyu Yulianto, S.Si., S.ST., M.Si., mendampingi Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi, SH., MSE., saat rilis BRS BPS Sumsel, di Griya Agung Palembang, Kamis (2/1/2025)/sriwijayamedia.com-ton

Sriwijayamedia.com– Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel Elen Setiadi, SH., MSE., memberikan apresiasi lantaran inflaai Sumsel di akhir Tahun 2024 tetap terjaga.

“Saya mengapresiasi semua pihak beserta jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang telah bekerja sama dalam menjaga stabilnya inflasi di Sumsel. Alhamdulillah kita tadi sudah mengikuti dan menyimak rilis dari BPS Sumsel dan hasilnya cukup baik. Inflasi Sumsel masih dibawah nasional,” kata Pj Gubernur Sumsel.

Bacaan Lainnya

Dia mengaku optimistis jika kedepan inflasi Sumsel akan jauh lebih stabil, jika semua pihak turun langsung mengatasi yang menjadi penyebab terjadinya inflasi dengan melakukan inovasi dalam menjaga kestabilan inflasi terutama di momen hari besar.

“Kita optimistis inflasi di Sumsel ini tetap terjadi, apalagi kita akan dihadapkan dengan bulan puasa dan Idul Fitri pada tahun 2025 ini. Karena itu komoditi yang menjadi penyebab inflasi perlu mendapat perhatian khusus,” tekannya.

Dia juga memastikan Gerakan Sumsel Mandi Pangan (GSMP) perlu terus didorong termasuk dikalangan sekolah-sekolah.

“Gerakan Mandiri Pangan Goes to School dan Goes To Office akan kita masifkan lagi. Ini juga upaya kita mengatasi inflasi menjelang ramadhan dan Idul Fitri,” paparnya.

Dia mengucapkan syukur nilai ekspor dan Nilai Tukar Petani (NTP) Sumsel terbilang stabil, dimana berdasarkan catatan BPS  NTP per Desember 2024 berada di angka 128,5.

Berdasar rilis resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumsel pada Desember 2024 bahwa tetap terjaga dengan inflasi m-to-m sebesar 0,50 %, inflasi year on year (y-on-y) sebesar 1,20% dan inflasi y-to-d sebesar 1,20%.

Dengan inflasi Desember 2024 (y-on-y) 1,20 % tersebut menempatkan Sumsel pada peringkat ke 8 inflasi terendah dibawah  nasional yang berada pada angka 1,57 %.

“Penyumbang utama inflasi Desember 2024 secara m-to-m adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,53%,” aku Kepala BPS Sumsel Wahyu Yulianto, S.Si., S.ST., M.Si., saat rilis Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Sumsel, dihadiri Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi, SH., MSE., di Griya Agung Palembang, Kamis (2/1/2025).

Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok tersebut yaitu cabai merah, telur ayam ras, cabai rawit, bawang merah, dan minyak goreng.

Adapun penyumbang utama inflasi Desember secara y-on-y lanjut Wahyu, adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,58%.

“Komoditas penyumbang utama inflasi y-on-y antara lain emas perhiasan, daging ayam ras, minyak goreng, bawang merah, dan bawang putih,” imbuhnya.

Kemudian, komoditas cabai merah, telur ayam ras, bawang merah, cabai rawit dan minyak goreng menjadi komoditas penyumbang andil inflasi terbesar di kabupaten/kota inflasi di Sumsel pada bulan Desember 2024.

Sedangkan komoditas yang menjadi penyumbang deflasi terbesar di seluruh kabupaten/kota inflasi Sumsel adalah tomat.

Sebagai upaya konsisten dalam Pengendalian Inflasi Pemerintah Daerah tegas Wahyu, dengan menggelar upaya stabilisasi harga komoditas pangan di sejumlah Kabupaten/kota di Sumsel.

Dia mengungkapkan sejumlah catatan peristiwa penting yang terjadi sepanjang tahun 2024 yang berdampak terhadap ekonomi Sumsel diantaranya penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Ron Subsidi (Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex) sepanjang tahun 2024 mengalami penyesuaian harga sebanyak 6 kali yaitu pada bulan Januari, Agustus, September Oktober, November dan Desember.

Selain itu terjadi kenaikan Harga Emas yang dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global menyebabkan harga emas semakin menguat dan terus mengalami fluktuasi sepanjang tahun 2004.

Lalu pengaruh dari kondisi iklim cuaca ekstrim el nina menyebabkan terjadinya pergeseran musim tanam dan panen serta produksi pangan maupun hortikultura. Selain itu dampak dari kenaikan harga minyak goreng, kenaikan tarif angkutan udara juga berpengaruh terhadap perekonomian Sumsel.(ton)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *