Sriwijayamedia.com – Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Sumsel Drs H Edward Candra, MH., memukul gong tanda dibukanya kegiatan pertemuan Ilmiah Tahunan XVIII Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia (IPKJI), di Ballroom Beston Hotel Palembang, Jum’at (20/10/2023).
Tema yang diambil dalam kegiatan ini ialah “Transformasi Sistem pelayanan kesehatan dalam optimalisasi upaya promotif kesehatan jiwa remaja di era revolusi 5.0”.
“Pertemuan ilmiah tahunan ini adalah kesempatan untuk bertukar pikiran, gagasan, berkolaborasi, dan merangsang diskusi ilmiah. Ini adalah wadah untuk menghubungkan ide-ide inovatif dengan orang-orang yang memiliki semangat untuk mengubah dunia. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan waktu ini untuk saling berbagi pengetahuan, dan membangun jaringan,” tutur Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Sumsel Drs H Edward Candra, MH.
Menurut dia, kerja sama dan berbagi pengetahuan di antara para ahli, peneliti, dan praktisi kesehatan jiwa adalah kunci dalam meningkatkan standar pelayanan.
Dia menilai revolusi industri telah membawa perubahan besar dalam cara hidup, bekerja, dan berinteraksi. Sementara teknologi memberikan banyak manfaat.
“Dalam konteks ini, transformasi sistem pelayanan kesehatan sangat diperlukan, dan aspek kesehatan yang terkadang diabaikan, tetapi peran perawat dalam merawat dan mendukung pasien dengan gangguan mental sangat penting,” ungkapnya.
Peran perawat kesehatan jiwa adalah kunci dalam memberikan perawatan yang holistik, empatik, dan berfokus pada pasien.
Dalam dunia yang terus berubah dan dipengaruhi oleh perubahan sosial serta perkembangan ilmu pengetahuan, semua pihak perlu beradaptasi dan terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan.
“Dalam mengoptimalkan upaya promosi kesehatan jiwa remaja, kita perlu berkolaborasi secara lintas sektor. Ini bukan hanya tanggung jawab pelayanan kesehatan, tetapi juga tanggung jawab pendidikan, keluarga, masyarakat, dan pemerintah,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel dr H Trisnawarman, M.Kes., SpKKLP., menambahkan peran IPKJI di Sumsel adalah membantu meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa masyarakat melalui upaya kolaborasi dengan pemegang program pelayanan jiwa Dinkes kabupaten/kota dan instansi terkait antara lain Dinas Sosial (Dinsos), Dinas Pendidikan (Disdik), dan Kementerian Agama (Kemenag).
“IPKJI di Sumsel sudah ada sejak 2014, dibentuk dan berkiprah untuk membantu meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa di Sumsel. Perawat jiwa menjalankan peran dan fungsi perawat dalam program kesehatan jiwa dengan tugas utama membantu meningkatkan derajat kesehatan jiwa secara optimal, melalui upaya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif,” jelasnya.
Dia melanjutkan perawat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien untuk membantu pasien mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah dan meningkatkan fungsi kehidupannya.
IPKJI adalah himpunan perawat yang sejenis dengan organisasi atau ikatan lainnya seperti HPMI, HIPERCI, IPANI, IPKKI, HIBGABI, dibawah naungan organisasi Profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Sumber daya manusia (SDM) IPKJI di Sumsel terdiri dari akademisi jenjang Doktoral Kesehatan, magister keperawatan, Ners perawat dan perawat vokasi.
“SDM tersebut telah memiliki pengalaman dalam penerapan psikoterapi pada pasien gangguan jiwa, napza ataupun masalah psikososial. SDM tersebut tersebar di institusi pendidikan dan layanan, utamanya Rumah sakit yang mempunyai layanan Keperawatan Jiwa,” imbuhnya.(ton)