Sriwijayamedia.com – Konsolidasi akbar dan puncak peringatan Bulan Bung Karno yang dihadiri ratusan ribu orang dari Relawan Perjuangan Demokrasi (REPDEM), di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat berlangsung semarak, Sabtu (25/6/2023).
Dengan mengusung tema “Kepalkan Tangan Persatuan Untuk Indonesia Raya”, para REPDEM memeriahkannya dengan berbagai penampilan saat acara.
Para tokoh yang hadir pada acara tersebut adalah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua DPP PDIP Puan Maharani, Ketua DPP PDIP Prananda Prabowo, Presiden RI Joko Widodo, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, serta Ganjar Pranowo.
Megawati Soekarnoputri menyampaikan pada sambutannya bahwa segala persoalan di Indonesa dapat diselesaikan dengan semangat gotong royong.
“Kepemimpinan Indonesia bagi dunia dapat dijalankan sekiranya kita dapat secepatnya menyelesaikan berbagai persoalan dalam negeri dengan semangat gotong royong. Dalam upaya ini, sangat penting kesinambungan kepemimpinan nasional,” ujar Megawati.
Megawati mengaku penetapan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) dari PDIP, disambut baik oleh masyarakat Indonesia dan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi partai yang ingin berkoalisi.
“Penetapan Ganjar Pranowo sebagai capres dari PDIP, sengaja saya umumkan pada 21 April 2023, berteatan dengan Hari Lahir Ibu Kartini. Alhamdulillah disambut baik oleh masyarakat Indonesia. Sebenarnya, PDIP sangat boleh dan mampu untuk membawa Calon Wakil Presiden (cawapres) sendiri, tapi saya tetap ingin menjalankan asas kekeluargaan dan gotong royong, jadi saya membuka pintu seluas-luasnya untuk berbagai partai yang ingin berkoalisi,” terangnya.
Megawati menyebutkan bahwa yang sudah pasti berkoalisi adalah PPP, Partai Hanura, dan Partai Perindo. Terdapat tiga partai yang masih mempertimbangkan untuk berkoalisi dengan PDIP.
“Saat ini, di belakang PDIP sudah ada partai yang pasti berkoalisi, yaitu dari PPP, Partai Hanura, dan Partai Perindo. Lalu, ada juga tiga partai lagi yang masih mikir mau bergabung atau tidak. Saya menyampaikan, kalau mau ikut boleh, kalau tidak juga tidak apa-apa,” sebutnya.
Megawati menegaskan bahwa pemimpin itu jangan dilihat dari penampilannya, namun harus dilihat dari lahir batin.
Indonesia memerlukan pemimpin yang berpengalaman, baik di lembaga legislatif maupun lembaga eksekutif, serta pemimpin yang visioner, arif, bijaksana, memiliki prestasi yang baik, dan mengakar kepada akar rumput.
“Karena itu, saya mengingatkan kepada seluruhnya, memang hanya lima menit nyoblos nya, namun berdampak pada lima tahun kita semua merasakan senang atau susahnya. Hati-hati. Gunakan hak pilih kalian dengan sebaik-baiknya,” ingatnya.(raya)