Sriwijayamedia.com – Eksistensi Anies Baswedan untuk bertarung pada Pilpres 2024 diusung Partai NasDem berkoalisi dengan PKS dan Demokrat semakin menguat.
Bukti nyata kuatnya dukungan terhadap Anies Baswedan untuk menjadi Presiden Indonesia ditandai dengan launching BroNies – PPR, digelar di Jalan Jatinegara Timur, RT 01/RW 02, Komplek Bona Gabe, No 101, Blok A2, Kelurahan Bali Mester, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur (Jaktim), Minggu (12/3/2023) siang.
Dalam acara tersebut juga didahului dengan diskusi publik menuju rakyat berdaulat dalam acara rekonstruksi Indonesia dengan tema untuk kesejahteraan rakyat (kesra).
Hadir sebagai pembicara Yusuf Blegur selaku Ketum DPP BroNies, Khoiruman sebagai anggota DPRD dari F PKS, Tamsil Limrung selaku Inisiator PPR/DPD PKS, Syahganda Nainggolan, Beni Kaharman, Anton Permana, Ramadhan Pohan, Teguh Santosa dari Republik Merdeka On Line (RMOL), Edi Mulyadi (FNN), Sakuntala Dewi, dan Handi Yarzid.
Yusuf Blegur saat membuka acara menyampaikan, PPR diinisiasi oleh Tamsil Linrung. PPR ini memiliki program pemasangan banner ukuran baliho dan ini sudah terpasang di rumah rakyat yang sudah tersebar di Indonesia.
“Di era oligarki ini semoga rakyat dapat berjuang bersama BroNies. Semoga forum ini dapat menjadi pendobraknya,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Tamsil Limrung mengatakan pihaknya melihat ada kesan kudeta konstitusi dan tidak bisa mengandalkan instrumen politik, sehingga perlunya hadir jangan sampai ada kudeta yang dimaksud tersebut.
“Awalnya kita melihat bahwa wacana 3 periode kita sikapi biasa, namun setelah adanya keputusan PN Jakpus bahwa pemilu ditunda, maka hal ini menjadi perhatian bagi kita,” terangnya.
Dia melanjutkan, NasDem memiliki figur yang hal ini menjadi kuat. Figur tersebut adalah Anie Baswedan.
“Jadi, diskusi ini sangat tepat dan banyak yang perlu kita rekonstruksi, yaitu memilih pemimpin sesuai harapan Rakyat Indonesia. Namun sangat tidak inrasional bila dicirikan dengan beruban dan keriput,” sindirnya.
Untuk kesra, katanya, semakin jauh dari tujuan nasional, apalagi angka kemiskinan dan tingkat pengangguran sangat tinggi. Sehingga harus rekonstruksi secara menyeluruh.
“Anies banyak dikenal dari dalam dan luar negeri, sehingga kita perlu mendorong Anies untuk menjadi pemimpin Indonesia. Kami hadir untuk menata ulang Indonesia ini,” paparnya.
Sementara itu, Beni Kaharman mengatakan maksud rekonstruksi Indonesia dipilih karena didasari oleh masalah politik dan kesra dengan teori antitesa sebagai upaya untuk menjawab kelompok-kelompok yang menginginkan kembali kepada UUD 45 sebagai solusi menghadapi Indonesia saat ini.
Selain itu, antitesa juga ditujukan bagi kelompok-kelompok yang menginginkan penundaan pemilu atau yang niat mempertahankan 3 periode.
“Kawan-kawan harus mengacu kepada antitesa, baik kelompok yang menginginkan kembali ke UUD 45 atau kelompok yang menunda pemilu atau yang ingin melanggengkan kekuasaannya. Kita ingin membangun Indonesia yang diperintah oleh rakyat secara demokratis dan tidak boleh diperintah oleh kelompok atau golongan tertentu atau pihak lain. Ini hasil konsitusi yang harus dijalankan sesuai amanah rakyat Indonesia,” tegasnya. (santi)