Jakarta, Sriwijaya Media – Wakil Ketua DPR RI sekaligus Ketua Dewan Pembina Nasional Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) mengajak kader PMII, alumni, dan keluarga besarnya untuk ikut mengambil peran dalam mengatasi berbagai persoalan bangsa yang saat ini dihadapkan pada masa-masa sulit.
”Hari-hari ini kita dihadapkan pada masa yang mengerikan. Bangsa mengalami masa yang sangat sulit sehingga kita harus kerja keras, bahu membahu. Tampaknya kalau melihat suasana sulit seperti ini, momentum bagi PMII, alumni dan keluarga besar PMII mengambil peran, mengisi ruang-ruang yang kosong,” ujar Cak Imin, sapaan akrabnya ini, dalam acara Silaturahim PB PMII dan Mabinas PB PMII yang mengambil tema ”Hikmah Ramadhan untuk Kemaslahatan Bangsa” di Aula RJA DPR RI, Kalibata Jakarta, Minggu (24/4/2022).
Hadir dalam pertemuan tersebut Wakil Ketua MPR sekaligus mantan Ketua Pengurus Cabang PMII Jakarta Selatan Jazilul Fawaid, Ketua Umum PB PMII Muhammad Abdullah Syukri, Ketua Umum IKA PMII Akhmad Muqowwam, mantan Ketua PC PMII Jakarta yang juga Wakil Ketua Komisi XI Jakarta Fathan Subchi, dan sejumlah keluarga besar PMII dan IKA PMII.
Gus Muhaimin mengatakan, ada tiga kondisi sulit saat ini yang harus diperhatikan. Pertama, kondisi ekonomi dan peran negara atau pemerintah. Dimana Negara mengalami kesulitan ekonomi pasca pandemi dan diikuti naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok, seperti minyak goreng dan harga bahan bakar minyak (BBM).
Kedua, menghadapi transisi kepemimpinan yang suhunya sudah mulai panas menuju Pemilu 2024.
Ketiga, kondisi rakyat yang harus terdepan untuk dipikirkan dalam mengambil langkah-langkah bersama-sama keluarga besar PMII.
”Tiga agenda itu harus serius kita perbincangkan dan berbagi tugas dan tanggungjawab, baik alumni yang ada di legislatif maupun eksekutif dan berbagai bidang profesi. Mabinas ini banyak sekali, kita harus sering bertemu untuk mendiskusikan kemajuan PMII dan kemajuan bangsa,” terang Gus Muhaimin.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga menjelaskan sejak lahir, PMII sudah terbukti memiliki keberpihakan yang jelas terhadap kerakyatan, keumatan dan kebangsaan dari setiap zaman.
Selain transformasi gerakan dalam merawat peradaban, lanjut dia, PMII juga harus berpikir untuk melakukan transformasi bangsa menuju peradaban yang lebih maju.
Sebab, karakter PMII tidak pernah memikirkan diri dan kelompoknya, namun hal yang selalu dipikirkan adalah kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
”PMII memiliki jiwa nasionalis sekaligus Islam sejati yang menjadi nilai lebih PMII. Itu spirit kepemimpinan PMII, spirit untuk menjawab tantangan masa depan bangsa, dan menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa,” tegas Gus Muhaimin. (santi)