Opini : Sayangi Orang Yang Lebih Kecil

IMG_20220130_130242

Oleh : 

Abdul Jamil Al Rasyid, Mahasiswa Sastra Minangkabau FIB Ini ersitas Andalas Padang (Unand) 

Bacaan Lainnya

Menyayangi adalah suatu sikap yang mengasihi orang lain dan juga mencintai orang lain. Setiap orang tentu pernah memiliki rasa sayang terhadap orang lain. Setiap orang tentu pernah merasakan dan menyayangi orang lain selain keluarganya.

Orang yang paling utama kita sayangi adalah keluarga, karena keluarga pertama mengajarkan kita. Sangat jarang orang kita lihat tidak menyayangi keluarganya, baik itu ayah, ibu, kakak dan adiknya.

Orang yang lebih kecil daripada kita adalah orang yang berusia dibawah kita. Seperti adik kita, murid kita, sepupu kita.

Ketika kita melihat orang yang lebih kecil daripada kita, makanya kita tidak harus jijik kepada anak kecil karena anak kecil itu identik dengan kenakalan.

Biasanya anak kecil itu sebelum beranjak ke usia dewasa, pikiran yang ada di otaknya hanya untuk bermain, bersenang-senang dan lainnya. Ketika hal ini terjadi, kita tidak boleh memarahi anak kecil tersebut.

Dengan memarahi, masalah tidak akan selesai. Karena menyayangi anak kecil identik dengan profesi guru. Ketika seorang guru itu kerjaannya selalu marah, maka bisa jadi dendam bagi si anak tersebut.

Makanya ketika kita jadi seorang guru apakah kita mau didendam oleh murid kita sendiri. Sekarang anak kecil sudah berbeda dengan anak kecil dahulu, karena pengaruh dari teknologi yang maju bisa mempengaruhi akhlak si anak.

Teknologi juga berperan penting mendidik karakter seseorang.

Kenapa demikian, karena teknologi yang canggih membuat seseorang bisa mengakses apa saja, seperti gadget yang canggih diberikan kepada anak.

Maka anak tersebut bisa saja terpengaruh oleh gadget tersebut. Untuk itu, ketika kita memiliki seorang anak, jangan terlalu cepat kita memberikan sebuah gadget kepadanya, karena bisa saja gadget itu merusak dirinya. Bisa saja gadget itu membuat dia bermalas-malasan untuk pergi ke sekolah.

Tentu ada hubungan antara menyayangi dan anak kecil. Hubungannya yaitu menyayangi adalah suatu proses mencintai dan anak kecil tentunya orang yang perlu dicintai. Ketika kita memiliki anak kecil yang belum berpikiran dewasa, kita sayangi dia, jangan cepat belikan gadget.

Itu adalah suatu proses kita untuk menyayangi anak kecil. Bisa saja dengan melakukan seperti itu kepada anak kita, bisa saja anak itu(sering dimanjain) ketika dewasa sikapnya selalu seperti itu dan tidak mandiri.

Kemandirian seorang anak bisa dilihat dari ketika dia masih kecil. Orang yang sudah biasa mandiri ketika kecil sampai dewasa dia akan selalu mandiri. Berbeda dengan orang yang suka dimanja ketika kecil, maka hal itu bisa saja membuat dirinya tidak baik dan bisa saja ketika dewasa anak tersebut akan manja.

Anak kecil perlu kita sayangi karena anak merupakan generasi penerus bagi kita, bangsa dan juga agama kita. Ketika kita bisa mengarahkan seseorang anak ke arah yang positif maka dia akan bersifat positif.

Anak itu bisa diibaratkan dengan mobil remote. Anak itu mobil nya dan kita adalah remote-nya. Maksudnya adalah seorang anak itu belum memiliki pemikiran yang baik, kita sebagai seorang ayah, ibu, guru bahkan orang yang lebih dewasa daripada dia.

Bawalah seorang anak itu berpikiran yang baik dan jangan diajarkan ke arah yang tidak baik. Karena seseorang anak itu hanya bisa menurut saja kepada orang yang lebih besar dari dia. Seorang anak yang masih kecil tidak memikirkan apakah ini baik untuk dirinya atau tidak.

Untuk itu, kita harus mulai terbiasa untuk menyayangi anak kecil, bukan hanya itu saja kita juga harus menyayangi orang yang lebih kecil daripada kita. Kita tidak boleh mengajarkan yang tidak baik terhadap dia.

Karena hal ini bisa saja membuat si anak tidak baik juga. Anak kecil biasanya sering meniru orang yang lebih besar dari dia. Makanya ketika kita berbaur dengan anak kecil usia SD dan SMP, maka kita harus hati-hati dalam bersikap karena kisa bisa saja ditiru oleh beliau.

Untuk itu, jagalah anak kecil dan sayangi anak kecil karena anak itu adalah generasi penerus kita.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *