Palembang, Sriwijaya Media – Insiden kapal tongkang tanpa muatan yang menabrak Dermaga Masjid Kiai Marogan, Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Kertapati Palembang pada Sabtu (9/1/2021) sekitar pukul 09.15 WIB menuai polemik.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Masjid Kiai Marogan Mgs Ahmad Fauzie, langsung meninjau lokasi dermaga yang ditabrak tersebut.
“Berawal saat kapal tongkang yang biasa mangkal di kawasan Keramasan ini hendak mengisi muatan batubara dan akan memutar di lokasi kejadian,m. Diduga angin kencang hingga tongkang tersebut menghantam Dermaga Masjid Kiai Marogan,” ujar Mgs Ahmad Fauzie, Minggu (10/1/2021).
Selain merusak kapal ketek milik Nain, insiden tongkang digandeng tugboat tabrak dermaga menyebabkan besi penahan bengkok hingga membuat dermaga bergeser.
Mgs Ahmad mengaku kejadian ini bukan kali pertama. Tapi sering terjadi.
Dia mengkhawatirkan jika kejadian ini didiamkan berlarut, maka dermaga ini bisa pecah dan tenggelam.
“Jangan sampai orang yang ingin melaksanakan ziarah dan salat ke Masjid Kiai Marogan menjadi terganggu karena keberadaan perusahaan batubara yang beroperasi berdekatan dengan Masjid Kiai Marogan. Ya, operasional perusahaan berdampak pada debu hitam pekat asuk ke dalam masjid,” terangnya.
Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah provinsi untuk dapat merelokasi perusahaan ini, jangan berdekatan dengan pemukiman warga dan tempat ibadah yang sudah dicagar budayakan oleh pemerintah pusat yakni Presiden Republik Indonesia.
Disamping itu, pihaknya meminta agar perusahaan bertanggung jawab atas insiden ini.
Diketahui, kapal tongkang yang menabrak dermaga dengan ciri-ciri dibagian belakang kapal bertuliskan LEO Marine 3015 Tanjung Pinang, dengan tugboat bertuliskan Power 2215 yang diberada dibelakang samping kapal tongkang.(ton)