Palembang, Sriwijaya Media-Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi Sumsel menggelar rapat koordinasi daerah (Rakorda) Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dalam rangka menjaga stabilitasi harga dan stok bahan kebutuhan pokok jelang natal 2020 dan tahun baru 2021, di Ruang Meeting Mahameru Hotel Swarna Swipa Palembang, Jumat (18/12/2020).
Sekda Sumsel H Nasrun Umar yang membuka rakorda tersebut mengatakan, Pemprov Sumsel sangat mengapresiasi adanya pasar murah yang dilakukan Disdag Sumsel. Karena dinilai sangat baik.
“Namun untuk titik distribusinya diupayakan tepat sasaran. Karena kalau salah titik lokasi pasar murah, maka manfaatnya tidak maksimal,” ujar Sekda.
Sekda mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi seluruh pihak baik swasta, OPD dan seluruh stakeholder yang ikut andil membantu menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok.
“Kepada instansi vertikal terima kasih atas sumbangsihnya dalam menjaga stabilitas pangan di Sumsel sekaligus mencapai misi Sumsel maju untuk semua,” terang Sekda.
Sementara itu, Kepala Disdag Sumsel Iwan Gunawan menuturkan, rapat ini sebagai tindak lanjut dari rapat koordinasi nasional yang dilaksanakan di Bali pada 26 November lalu dipimpin langsung Menteri Perdagangan.
“Hari ini kita melaksanakan rakorda dan saran Bapak Sekda lebih menekankan pada stok pangan aman, dan distribusi lancar. Alhamdulilah laporan dari kabupaten dan kota serta Bulog, untuk Sumsel stok dan distribusi pangan aman dan terkendali,” akunya.
Iwan mengakui, ada yang beberapa komoditas yang mengalami kenaikan, diantaranya seperti minyak goreng berkisar Rp13.000-Rp14.000 per kilogram (kg), daging ayam Rp32.000 per kg dan daging sapi berkisar Rp110.000-Rp120.000 per kg.
Untuk diketahui masyarakat bahwa daging beku lebih murah harganya Rp90.000 per kg. Bahkan, Dinas Ketahanan Pangan sudah menyatakan daging beku itu halal, sesuai syariat Islam dan lebih sehat dan aman dikonsumsi.
“Kenaikan telur dan ayam itu situasional saja karena permintaan meningkat jelang Natal dan tahun baru. Nanti awal Januari harganya kembali normal. Tugas kita Disdag, Dinas Perindustrian, dan Satgas Pangan menjaga stok pangan dan stabilitas harga. Kalau ada yang berani menimbun pangan, kami gabungan Satgas Pangan siap menindak,” jelasnya.
Disinggung kelangkaan gas elpiji 3 kg, Iwan Gunawan menegaskan, akan segera berkoordinasi dengan Pertamina MOR II Sumbagsel untuk mengecek titik mana yang mengalami kelangkaaan.
“Kami akan turun mengecek ke lapangan, jangan sampai gas elpiji 3 kg untuk masyarakat kurang mampu dan UMKM dipakai oleh restoran besar. Kalau restoran pakai gas elpiji 3 kg, jelas itu melanggar aturan dan ada sanksinya,” kata Iwan. (Ocha/ton)