Kayuagung, Sriwijaya Media- Aliansi Mahasiswa Pantai Timur (AMPATI) menuding adanya dugaan pemotongan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari Dana Desa (DD) yang terjadi disejumlah desa seperti Desa Cengal Kecamatan Cengal, OKI.
Pemotongan BLT DD bulan April 2020 itu sebesar Rp30.000 untuk pembelian tiga materai 3.000 sehingga tiap Kepala Keluarga (KK) hanya menerima Rp570.000, dari nilai ditetapkan pemerintah sebesar Rp600.000.
“Sesuai ketentuan dari presiden dan aturan yang mengatur mengenai nilai BLT DD yang didapatkan masyarakat per KK senilai Rp600.000 per bulan. Tapi mengapa dilapangan per KK hanya menerima Rp570.000,” tanya Ketua Umum AMPATI, Paisal Tanjung, Minggu (10/5/2020).
Menurut Paisal, pembelian materai itu sendiri digunakan untuk urusan administrasi pada saat masyarakat menerima BLT.
Disamping itu, pihaknya juga mempertanyakan mengapa salah satu desa di Kecamatan Tulung Selapan, seperti Desa Simpang Tiga sampai saat ini belum mendapatkan BLT ataupun bantuan miskin baru (Misbar).
Setali tiga uang, Bayu Cuan, mahasiswa S2 UIN Raden Fatah Palembang mempertanyakan apakah pemotongan itu sudah menjadi ketentuan undang-undang atau tidak.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat maupun daerah sampai tingkat desa yang telah menyalurkan BLT DD guna membantu memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat dan semoga dana yang disalurkan tepat sasaran,” terangnya.
Menyikapi hal itu, Kades Cengal, Bahar saat dikonfirmasi mengaku kalau pemotongan itu merupakan kesepakatan warga melalui Musyawarah Desa (Musdes) guna percepatan proses pembayaran BLT DD, dengan mengalihkan dana infrastruktur pembangunan desa.
“Pemotongan itu memang untuk pembelian tiga materai. Namun itu sudah sesuai kesepakatan warga penerima. Ya, ada 171 KK yang menerima BLT DD,” terangnya. (abu)