Pemkab Muba Dorong Petani Karet Gabung UPPB Karet

IMG-20190311-WA0093

UPPB Muba Langkah Nyata Dongkrak Harga Karet Rakyat

SEKAYU- Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Banyuasin (Muba) untuk mendongkrak harga karet di kalangan petani terus digencarkan. Dibawah kepemimpinan Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin dan Wakil Bupati Muba Beni Hernedi, terus berupaya meningkatkan harga karet di daerahnya. Selain penerapan aspal karet ternyata Muba paling banyak UPPB karet di Sumsel ini.

Bacaan Lainnya

Upaya tersebut dilakukan dengan terobosan inovasi pembangunan jalan aspal karet yang sudah dimulai di Desa Mulyorejo B4 Kecamatan Sungai Lilin yang telah diterapkan pada tahun 2018 lalu.

Pada tahap awal, pembangunan aspal berbahan campuran karet di Muba tersebut diterapkan di sepanjang jalan 465 meter dan mampu menyerap 8,49 ton karet milik petani rakyat.

Alhasil ini juga membuat Presiden RI terinspirasi sehingga Presiden RI Joko Widodo menginstruksikan seluruh daerah untuk menerapkan pembangunan jalan aspal karet.

Tidak hanya inovasi pembangunan aspal karet, upaya mendongkrak harga karet tersebut juga dilakukan Pemkab Muba dengan pembentukan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan (UPPB) karet rakyat.

Di Sumsel, tercatat jumlah UPPB yang ada baru sedikit hanya 152 dan sebagian besar atau sebanyak 56 UPPB berada di Muba.

“Hasil dialog saya dengan petani karet terungkap bahwa masih banyak petani yang belum bergabung dengan UPPB terkendala karena dirinya sudah terikat dengan tengkulak. Ada pula faktor lainnya, seperti kurangnya informasi yang diterima petani terkait UPPB dan manfaatnya, ke depan saya berharap petani bisa bergabung dengan UPPB yang ada di Muba,” ujar Wakil Bupati Muba Beni Hernedi di sela berkunjung ke UPPB Desa Supat, Minggu (10/3).

Beni menyebutkan, dirinya sangat mendukung dan mendorong terbentuknya UPPB di desa-desa khususnya di pedesaan penghasil karet karena keberadaan UPPB menjadi penting bagi posisi tawar petani karet.

“UPPB menerapkan sistem lelang sehingga harga tertinggi yang ditawarkan pembeli lah yang dipilih petani. Dari UPPB supat terlihat bahwa Perbedaannya bisa Rp2.000 sampai Rp.3000 per kilogram. Jika petani yang menjual langsung ke pengepul hanya menerima Rp5.000 per kg sementara di UPPB bisa terima Rp8.000 per kg,” terangnya.

Dikatakan Beni, di Muba tercatat ada sebanyak 56 UPPB yang tersebar di 14 Kecamatan, perekonomian rakyat Muba mayoritas digerakkan oleh sektor komoditas perkebunan karet, oleh karena itu kekuatan posisi tawar petani diiringi kualitas karet yang baik tentu harus menjadi fokus utama yg harus dikerjakan bersama sama oleh semua kita masyarakat karet Muba.

“Yakin, kitek pacak kalu kitek serasan sekate,” ulasnya.

Sementara itu, Hidayat Lismanto, petani dari UPPB Bayung Lencir Kabupaten Muba mengatakan pihaknya mampu menjual bokar senilai Rp9.736 per kilogram.

“Kalau tidak bergabung di UPPB harga jual bisa jauh lebih rendah, bahkan ada petani yang jual cuma Rp6.500 per kg,” katanya.

Dia mengatakan pihaknya berharap pemerintah bisa merangsang petani lainnya untuk mau bergabung di UPPB dengan memberikan semacam reward bagi mereka yang bergabung.

“Supaya yang lain tertarik karena masih banyak yang belum gabung, rewardnya bisa berupa pembeku karet dan lain lain,” ujarnya.(jay/rel)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *