Anggota DPR RI ESP Tanggapi Laporan Anggota Geram Soal Kerusakan Jalinteng Muba 

Koordinator Geram M Lekat Gonzales, berfoto dengan anggota DPR RI ESP, Senin (12/2022)/sriwijayamedia.com-ocha

Sriwijayamedia.com – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Eddy Santana Putra merespon laporan dari anggota Gerakan Rakyat dan Mahasiswa (Geram) terkait kerusakan Jalan Lintas Tengah (Jalinteng).

Hal itu disampaikan Koordinator Geram M Lekat Gonzales, Senin (12/2022).

Bacaan Lainnya

M Lekat mengatakan, pihaknya meminta kepada ESP sebagai mitra kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementrian Perhubungan RI agar Jalinteng di Kabupaten Muba, Sumsel diprioritaskan pembangunan.

“Agar kualitasnya baik jangan seperti selama ini pembangunannya terkesan amburadul dan serampangan. Baru dibangun sudah hancur rusak parah. Bahkan banyak memakan korban,“ katanya.

Lekat mengungkapkan kekesalannya atas kerusakan Jalinteng kepada ESP, selaku asli putra daerah. Jalinteng dalam status darurat, bahkan hampir 70 persen mengalami kerusakan sejak tahun 2019-2022.

“Kondisinya amburadul. Kalau Bapak ESP mau turun ke lokasi dipersilakan,” ajaknya. 

Dia menuding kerusakan Jalinteng disebabkan oleh tonase berlebihan truk tronton, trailer dan fuso, berkisar antara 25 ton – 50 ton ke atas.

“Jalinteng dikerjakan PT Wahana Jaya Prima (WPJ) dari Kota Pekan Baru Riau, menggunakan dana APBN tahun 2022 sebesar Rp214 miliar,” bebernya.

Menanggapi laporan itu, ESP mengatakan dari hasil pertemuan ini nanti akan bahas bersama Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan RI.

“Saya sebagai wakil rakyat utusan Sumsel di DPR RI sudah berjuang keras dan menggugah Kementerian PUPR sebagai mitra untuk segera memperbaiki Jalinteng. Tolong jalan negara di Kabupaten Muba sekitar 100 km ruas Jalan Betung Sekayu Mangun Jaya Sangah Desa, batas Kabupaten Musi Rawas (Mura) agar pengawasannya ditingkatkan,” jelas mantan Wako Palembang dua periode itu

ESP juga meminta kontraktor yang mengerjakan Jalinteng sesuai dengan bestek standar jalan nasional.

“Bukan seperti sekarang, pembangunan yang menelan anggaran ratusan miliar, namun pengerjaannya kurang baik,” pungkasnya. (ocha)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *