OPINI: 28 Tahun Mengabdi, Honorer Dusun Sungai Rasau Riding OKI Terima Upah Rp250.000

user
Darfian Mahar Jaya Suprana 19 Maret 2023, 13:06 WIB
untitled

Sriwijayamedia.com - Berjarak sekitar 60 km dari Kota Palembang yang ditempuh melalui jalur air terdapat sebuah dusun bernama Dusun Sungai Rasau. Secara administrasi masih menjadi bagian dari Desa Riding, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel.

Wilayah yang dulunya disebut sebagai Komunitas Adat Terpencil karena minimnya fasilitas dapat dikatakan masih sulit berkembang. Sebab satu-satunya wilayah yang paling jauh dari pusat desa sehingga membutuhkan waktu 5 jam melalui jalur darat yang sering terputus. Hal ini juga yang mengakibatkan rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Dalam bidang pendidikan fasilitas yang dimiliki hanya 1 rumah sekolah yaitu Sekolah Dasar (SD). SD yang ada pun hanya bangunan 4 ruangan 3 lokal untuk ruang kelas dan 1 lokal untuk ruang guru. Sehingga jam belajar pun dianggap tidak efektifitas karena sistem masuk menggunakan shift.

Siswa kelas 1-3 belajar dari pukul 08.000 - 10.00 Wib, lalu dilanjutkan dengan siswa kelas 5-6 yang belajar dari pukul 10.00 - 12.00 Wib. Kesulitan mengenyam pendidikan ini merupakan salah satu alasan siswa tidak ingin melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan lebih memilih bekerja atau menikah di usia dini.

Hal demikian menurut keterangan Ibu Sobliah, selaku guru SD yang sudah mengajar sejak tahun 1995 silam.

Ibu Sobliah adalah guru senior yang mendedikasikan hidupnya selama 28 tahun lebih untuk membangun insan cendekia. Harapannya hanya ingin melihat anak-anak di Dusun Rasau maju dalam bidang pendidikan.

Selama 28 tahun pula Ibu Sobliah harus berjalan kaki dari rumah ke sekolah yang berjarak tempuh 7 km. Namun hal ini tidak mengecilkan harapannya pada generasi bangsa dan konsisten pada keputusan yang telah diambil. Selama 28 tahun pula, upah yang diterima tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Pada tahun 2023, upah Ibu Sobliah sebagai tenaga pendidik honorer hanya Rp250.000, hal ini tentunya sangat menyayat hati. Seseorang yang telah mendedikasikan hidupnya untuk negeri sudah selayaknya mendapat jaminan hidup layak dari pemerintah setempat.

Ibu Sobliah, seorang perempuan tangguh, selain menjadi guru beliau juga konsisten sebagai pengrajin arang yang dikerjakannya saat pulang sekolah. Bahan baku untuk arang adalah kayu akasia yang hanyut dari sungai. Satu kali produksi menghasilkan 5 karung arang dengan waktu 4-6 hari dan dijual dengan orang-orang disekitar seharga 20.000/karung.

Dua kegiatan ini yang menjadi tumpuan hidup dari Ibu Sobliah, perempuan tangguh pembangun insan cendekia sejati.

Mungkin diluar sana, banyak sekali tenaga honorer yang terus berjuang dalam membangun negeri sekaligus mencukupi kebutuhan pokok, sudah seharusnya tenaga pendidik, tenaga honor sejahtera. Pemerintah harus berperan penting dalam melihat ke pelosok-pelosok desa untuk kebaikan bersama. Sumber : dokumentasi primer, 2023.

Oleh :

Yui Zahana, Peneliti Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Sriwijaya (Unsri)

Kredit

Bagikan