OPINI : Kesakitan Bisa Dibalas

Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas Abdul Jamil Al Rasyid/sriwijayamedia.com-ilang
Sriwijayamedia.com - Kesakitan adalah segala seuatu yang tidak disukai oleh diri kita sendiri. Kesakitan juga bisa membuat menderita, sedih, duka dan lara dalam hidup seseorang.
Setiap orang pernah merasakan sakit, baik itu disebabkan oleh diri kita sendiri maupun oleh orang lain. Sakit bisa saja dirasakan secara fisik maupun perasan. Banyak orang yang sakit secara fisik misalnya luka di bagian tangan, kaki dan badan. Bisa juga sakit dirasakan melalui perasaan misalnya seseorang yang sedang putus cinta, masalah keluarga dan lainnya.
Makanya kesakitan adalah merasakan sakit diakibatkan oleh sesuatu hal yang tidak disukai oleh orang tersebut.
Balas adalah segala sesuatu yang menjadi jawaban atau reaksi atas tindakan yang dilakukan oleh seseorang terhadap kita. Balas biasanya bisa saja dengan hal yang positif maupun negatif. Kita bisa memilih karena balasan yang dilakukan oleh diri kita ditentukan juga oleh diri kita. Bisa kita membalas perbuatan seseorang terhadap kita dengan pembuktian bisa juga dengan balik melakukan apa yang dilakukan terhadap kita.
Banyak orang melakukan opsi yang kedua karena rasa sakit yang diberikan oleh orang lain terhadap dirinya. Kesakitan berhubungan dengan balasan karena setiap orang yang merasakan sakit pasti akan memikirkan bagaimana cara dia untuk membalas apa yang dia rasakan terhadap orang yang menyebabkan rasa sakit tersebut.
Sebenarnya pemikiran seperti ini sudah lumrah diketahui oleh semua orang tetapi tidak semua orang melakukan tindakan yang dapat merugikan pribadi seseorang maupun kelompok. Ketika kita mencoba membalas apa yang dilakukan oleh orang lain terhadap kita secara jahat, suatu saat kita akan menerima karma dari perbuatan apa yang kita lakukan tersebut.
Hidup sebenarnya adalah tentang apa yang kita tanam itu yang akan kita tuai. Kita membuat kesakitan terhadap orang lain juga akan dibalas kesakitan juga oleh orang lain terhadap kita. Bisa jadi dengan orang yang sama maupun orang yang tidak sama. Makanya kita harus berhati-hati untuk menyakiti seseorang, baik itu secara fisik maupun perasaan. Apa yang kita perbuat terhadap orang lain akan kembali kepada diri kita. Makanya ketika kita sakit jangan balik menyakiti seseorang dengan cara yang sama.
Menurut penulis, balasan yang terbaik adalah dengan menciptakan diri kita yang lebih baik serta membuktikan kepada orang yang telah menyakiti kita. Versi lain dari kita akan terasa lebih menarik dibandingkan kita hancur dan hidup tidak terarah ketika seseorang menyakiti kita. Jangan pernah kita hancur gara-gara seseorang karena itu merupakan tindakan yang bodoh dilakukan diri kita sendiri. Orang yang menyakiti kita tersebut akan tertawa apabila kita lebih hancur daripada dia.
Kehancuran hidup serta kesakitan tidak diinginkan semua orang. Tetapi setiap orang pernah merasakan kesakitan yang diakibatkan oleh segala permasalahan yang ada dalam hidup seseorang. Orang yang bisa melalui masalah tersebut adalah orang yang sudah kuat secara mental dan juga pemikiran. Karena setiap kesakitan itu bisa saja merusak mental seseorang. Makanya diperlukan juga pengalaman yang lebih untuk menghadapi kesakitan karena guru terbaik adalah pengalaman.
Makanya setiap kesakitan itu boleh saja dibalas tetapi balasan itu tidak menyakiti balik orang yang menyakiti kita. Pembalasan terbaik itu ketika kita tidak apa-apa dibalik rasa sakit yang pernah kita terima. Apa yang dikatakan oleh orang lain terhadap kita, kita buktikan bahwa kita bisa walaupun tanpa orang tersebut di dekat kita misalnya. Orang lain hanya bisa menuntut kita ini dan itu tetapi tidak dengan proses kita. Makanya dalam hidup harus ada proses kita untuk sukses di kemudian hari.
Untuk itu L, kesakitan merupakan pelajaran serta pengalaman yang berharga bagi diri kita. Tanpa rasa sakit dan juga dibalas dengan sukses diri kita di kemudian hari. Itu adalah balasan yang paling indah. Kita harus improve diri kita terhadap apa yang membuat diri kita sakit.
Kesakitan tidak boleh disesali, kesakitan harus dinikmati untuk mengarungi kehidupan. Makanya kita harus tetap tegar ketika kita merasakan sakit yang amat sangat serta semua harapan kita seakan-akan hilang. Jangan pernah patah semangat karena dalam hidup selalu ada kesakitan yang dijadikan sebagai sebuah pelajaran.
Oleh :
Abdul Jamil Al Rasyid, Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas
BERITA TERKAIT
Bertemu Ketua Parlemen Aljazair, Puan Ajak Promosikan Islam Damai
115 Kg Sabu Diamankan, BNNP Sumsel : Didistribusikan ke PALI, Muba, OKI dan Lampung
Injak Usia 17 Tahun, Alexandra Ingin Jadi Pribadi yang Lebih Baik
Ketua MPR RI Bamsoet Dukung Penyelenggaraan HPN 2023 di Medan
Promosikan Citra Pariwisata Danau Toba Lewat Ajang F1 Powerboat
Rusak Parah, Pemkab OI Tinjau Jalan Rusak di Rambang Kuang
Dituding Perlambat Layanan, Ini Penjelasan Kepala UPTD Disdukcapil Zona 9 Palembang
Desa Bukit Selabu Muba Raih Award Desa Cantik 2022 dari Menteri PAN RB
Bunda Literasi Kabupaten, Kecamatan Hingga Desa Dikukuhkan, Ini Harapan Bupati Lahat
Pimpin Apel Kesiapsiagaan Karhutla, Bupati Cik Ujang Tekankan Hal Ini
Pertama di Sumatera, Pemkot Palembang Raih Reward Stranas PK Akreditasi A
Seleksi Bibit Atlet, PBI Sumsel Gelar Fun Games Bowling
Diduga Disunat, Pensiunan Pusri Bakal Lapor ke Polda Sumsel Pekan Depan
Anggota DPD RI Sumsel Jialyka Maharani Ikut Bersih-bersih DAS
Buka Muswil VI Pimwil DMI Sumsel, Edward Candra: Silakan Bermusyawarah
Penutupan Lomba Gaplek di OPI VI Meriah, Heri Amalindo Hadir Ditengah Warga
Sertijab Berlangsung Semarak, Jefri Gultom Nakhodai PP GMK Periode 2022-2024
Aksi Tanam Bibit Pohon Hingga Bersihkan DAS Warnai HUT PDI Perjuangan ke 50
Awal Februari, Buruh Aksi Besar-besaran Tolak PERPPU dan RUU Omnibus Law
Bedah Buku ALDERA, Rektor UIBA : Perubahan Tak Lepas Peran Anak Muda
MPN PP Kajian Rutin Bulanan 'Keutamaan Bulan Rajab dan Sejarah Isra Mi'raj'