Indralaya, Sriwijaya Media – Wakil Bupati (Wabup) Ogan Ilir (OI) Ardani, SH., MH., segera mengecek keberadaan proyek Tembok Penahan Tebing (TPT) di Desa Srijabo, Kecamatan Sungai Pinang, mengalami kemiringan hingga nyaris roboh.
Meski ada yang menyebutkan akibat faktor alam karena dihantam hujan belakangan ini, namun ada dugaan karena perencanaannya kurang matang.
Persoalan TPT di Desa Srijabo ini sempat diangkat kalangan DPRD OI, yaitu M Iqbal, anggota Fraksi Golkar yang menyebutkan bahwa terjadinya kemiringan pada TPT tersebut akibat dari kurangnya perencanaan dalam pengerjaan proyek tersebut.
“Kami berharap pihak PUPR dan BPBD termasuk kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut untuk segera melakukan perbaikannya sebelum masa habis masa pemeliharaannya,’’ kata M Iqbal.
Wabub OI Ardani SH MH ketika dimintai komentarnya mengatakan, pihaknya akan segera mengecek proyek tersebut di lapangan.
’’Nanti saya dengan PUPR akan mengecek proyek tersebut. Tentunya untuk mencari langkah-langkah yang akan diambil nantinya,’’ kata Wabup, Senin (13/12/2021).
Sementara TPT di Desa Srijabo yang berada di pinggir Jalintim Indralaya-Kayuagung sempat dipertanyakan kelayakan pekerjaannya, karena kian hari terlihat makin miring.
Bahkan nyaris roboh ke Sungai Ogan. Padahal proyek masih dalam tahap pemeliharaan.
TPT yang memiliki panjang 50 meter dan tinggi 19 meter makin miring ke arah Sungai Ogan.
“Baru beberapa hari lalu, paginya tembok ini sudah miring. Mungkin keberatan beban ketika diguyur air hujan,” kata Yu, warga setempat.
Proyek TPT ini menelan dana sebesar Rp 8,4 miliar bersumber dari APBN yang dikelola oleh BPBD OI yang pelaksanaannya selama 3 bulan.
Terpisah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Proyek TPT dari Dinas PUPR OI Yeni Novianti mengatakan, miringnya TPT akibat curah hujan tinggi serta arus sungai yang deras akibat meningkatnya debit air.
“Pengerjaanya sudah 100 persen. Saat ini dalam masa pemeliharaan. Semuanya telah sesuai dengan RAB. Kalau tidak sesuai, tidak mungkin disetujui pencairan anggarannya,’’ akunya.
Alasan pemilihan lokasi proyek saat ini karena titik belokan Sungai Ogan.
“Air yang mengalir dari arah hulu, otomatis menghantam tanah di bawah tebing sungai,” tuturnya.
Dijelaskannya, kemiringan itu diakibatkan kendor dan putusnya selling penahan dan pengikat.
“Saya sudah melayangkan surat ke pemborong, PT Gajah Mada Sarana. Mereka bersedia melakukan perbaikan. Inspektorat juga telah meninjau proyek itu,” pungkasnya. (hdn)