Hadiri Harlah NU ke 96, Hal Ini Disampaikan Bupati Cik Ujang

IMG_20220203_195052

Lahat, Sriwijaya Media – Bupati Lahat Cik Ujang, SH., menghadiri Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama ke 96 M/99 H, berlangsung, di Pendopo Halaman Depan Rumah Dinas (Rumdin) Bupati Lahat, Kamis (3/2/2022).

Harlah NU tahun ini mengusung tema “Merawat Jagad Membangun Peradaban”.

Bacaan Lainnya

Turut hadir dalam acara itu antara lain Bupati Lahat Cik Ujang, SH., Sekda Lahat Chandra, SH., MM., Ketua DPRD Lahat Fitrizal Homizi, ST., Ketua TP PKK Lahat Lidya Wati Cik Ujang dan tamu undangan lainnya.

Bupati Lahat Cik Ujang, SH., sekaligus Mushtahsyar NU Lahat dalam sambutannya menjelaskan bahwa NU merupakan salah satu organisasi Islam terbesar dan tertua di Indonesia yang berdiri pada 31 Januari 1926 atau 16 Rajab 1344 H di Surabaya.

“Organisasi yang bergerak dibidang keagamaan, pendidikan, sosial dan ekonomi ini telah berusia 96 tahun. Organisasi ini telah cukup matang serta telah banyak berkiprah dan berbuat untuk anggota dan masyarakat, bangsa dan negara,” ucap Bupati.

Melalui Harlah NU ke 96 ini, Bupati Lahat Cik Ujang, berharap pengurus dan anggota PCNU Lahat dapat melaksanakan dan menjalankan tugas organisasi sesuai dengan tujuan utama NU, yaitu meningkatkan pengamalan nilai-nilai agama Islam, menjaga persatuan dan kesatuan serta kerukunan ditengah masyarakat.

Sementara itu, Ketua PCNU Lahat Drs H Napikurrahman, MM., mengucapkan terimakasih kepada panitia dan seluruh unsur terkait atas terlaksananya kegiatan Harlah NU ke 96 ini.

“Semoga kegiatan ini berjalan lancar dan bisa menjadi ladang amal ibadah bersama,” terangnya.

Melalui Harlah NU ini pula, pihaknya meminta kepada seluruh warga NU, khususnya pengurus dan anggota PCNU Lahat untuk bersama-sama membangun Kabupaten Lahat, khususnya dibidang agama, sosial dan kemasyarakatan.

“Mari kita ciptakan kehidupan yang harmonis, aman dan damai di Negeri Seganti Setungguan ini,” pintanya.

Rais Suriyah PCNU Lahat KH Khusnudin Karim melanjutkan NU harus bermetamorfosis mengikuti perkembangan zaman.

“Nilai-nilai baru bisa berguna untuk umat ketika kita mampu menyesuaikan diri dengan baik. Istilahnya kita rawat nilai tradisi lama yang baik, dan juga kita adaptif dan inovatif terhadap tradisi yang baru,” paparnya.(hendi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *