Sekjen Alumni FEB UPDM : Tolak Calon Rektor Tunggal Berwatak KKN

IMG-20220510-WA0112

Jakarta, Sriwijaya Media – Sebuah perguruan tinggi jabatan rektor adalah jabatan yang sangat strategis layaknya Presiden. Segala kebijakan maupun kebijaksanaan berada ditangan seorang rektor. Tak mengherankan kalau posisi rektor selalu menjadi rebutan dan incaran setiap orang.

Kalau di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) seorang Rektor di SK-kan oleh Presiden, sementara kalau di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) posisi rektor ditentukan oleh Senat Guru Besar PTS tersebut.

Kampus Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) atau disingkat UPDM (B), sejatinya adalah kampus nasionalis dan kampus merah putih yang masih tersisa saat ini.

“Kekuatan nasionalisme tercermin dari semangat pendirinya Mayjen Prof Dr Moestopo. Tentunya semangat Demokrasi dan persatuan sangat dijunjung tinggi oleh seluruh individu-individu didalamnya,” kata Sekjen Alumni akultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UPDM (B) Hari Purwanto, Selasa (10/5/2022).

Namun sangat disayang, disaat menjelang peringatan 25 Tahun Reformasi 98 dimana Kampus UPDM (B) adalah salah satu motor perjuangan Reformasi 98, dan salah satu penggagas aksi pendudukan Gedung MPR/DPR.

Pada Mei 2022 ini UPDM (B) telah mencoreng semangat reformasi tersebut, dengan akan melaksanakan pemilihan rektor melalui mekanisme yang sangat tidak demokratis.

Dia melanjutkan pada pemilihan rektor ini pun tidak memberikan kesempatan kepada calon yang lain yang potensial untuk mencalonkan diri. Bahkan sang penguasa mengultimatum bahwa calon yang akan dipilih hanya calon yang disetujui oleh sang penguasa.

Menariknya, sang calon rektor pilihan ini, sebenarnya sudah menempati posisi Wakil Ketua Pembina Yayasan, dan menempati sang istri pada posisi Wakil Ketua Pengurus Yayasan, serta menempatkan keluarga dan orang orang kepercayaannya (kroni-kroni) di posisi strategi di fakultas yang dinilai sangat KKN dan mirip dengan Orde Baru.

“Sebagai alumni, saya merasa terpanggil dan untuk meluruskan Kembali mekanisme yang tidak benar ini untuk mengembalikan pada relnya, dengan menolak secara tegas calon Rekor tunggal yang berwatak KKN ini,” terangnya.

Dia berharap dengan semangat demokratis dan persatuan yang tumbuh di UPDM (B) marwah UPDM (B) sebagai kampus nasionalis dengan semangat perjuangan akan tetap dikenang.(Irawan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *