Palembang, Sriwijaya Media – Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melangsungkan dengan mengambil tema pemaknaan budaya tak benda Sumsel dalam penerapan desain interior dan arsitektur, di Ballroom Hotel Aston Palembang, Kamis (18/8/2022).
Turut hadir dalam acara tersebut antara lain Ketua Umum HDII Pusat Drs Rohadi, M.Sn., HDII., Ketua HDII Sumsel Dian Anggraini, ST., MT., IAI., HDII., Area Sales Manager PT Granitoguna Building Ceramics Nico Dicky.
Adapun narasumber dalam kegiatan ini antara lain Dr Dra Ika Yuni Purnama, M.Hum., HDII., yang akan mensosialisasikan desain interior dengan ambience Sumsel, Kepala Disperkim Sumsel Ir Basyaruddin Akhmad, M.Sc., yang akan mensosialisasikan Peraturan Daerah (Perda) No 2/2021 tentang arsitektur bangunan gedung berornamen jati diri budaya di Sumsel serta Ir Hj Meivirina Hanum, MT., mensosialisasikan ekosistem Rumah Limas dan integritas wong rumah.
Ketua Umum HDII Pusat Drs Rohadi, M.Sn., HDII., menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada pengurus HDII Cabang Sumsel yang telah bersusah payah melaksanakan acara seminar dan rapat kerja daerah (rakerda) pada hari ini.
“Saya berharap kegiatan hari ini dapat melahirkan berbagai gagasan positif, inovatif, yang bermanfaat bagi proses pembangunan terutama pengembangan design interior di Sumsel. Apalagi saat ini kita sedang menghadapi derasnya arus globalisasi dan modernisasi yang secara sistematis mengubah semua sektor kehidupan masyarakat, termasuk dalam pembangunan berbagai sarana dan prasarana,” ujarnya.
Menurut dia, pihaknya tidak menutup diri terhadap perubahan yang terjadi. Karena proses perubahan merupakan bagian yang tidak bisa dielakkan dari proses pembangunan itu sendiri. Termasuk dalam inovasi bidang design interior.
Namun demikian, pihaknya perlu bersikap cerdas, dan bijaksana agar nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang telah ada di Sumsel tidak hilang begitu saja.
“Disinilah makna penting tugas seorang designer interior yang harus bisa mengembangkan suatu inovasi dan kreasi dalam pembangunan dibidang jasa kontruksi,” ungkapnya.
Sehingga menjadi ide untuk mempromosikan nilai-nilai budaya Sumsel yang kaya dan beragam tetapi dapat mengikuti perkembangan zaman dan teknologi.
Dia berharap diskusi ini dapat ditindaklanjuti semua pihak, baik para stakeholder, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Sementara itu, Kepala Disperkim Sumsel Ir Basyaruddin Akhmad mendorong budaya lokal dan muatan lokal kedalam kurikulum muatan lokal di sekolah-sekolah sebagai proses pengembangan budaya lokal yang dapat berkontribusi dalam membangun karakter bangsa.
“Kami harap kita semua dapat mengembangkan dan mengekpresikan seni budaya masing-masing di daerah Sumsel, serta membangun akses ruang kreatifitas seni dan budaya yang mampu menciptakan ruang publik yang berbudaya di seluruh Sumsel,” bebernya.
Saat ini, pihaknya tengah
menginventarisir seluruh ruang publik. Ruang publik yang kurang bagus akan dibuat se mungkin. Bahkan diupayakan dapat menjadi spot foto atau selfi-selfi.
Seperti di Monumen Penderitaan Rakyat (Monpera) dinilai kurang terawat sehingga perlu dibenahi.
“Kalau kita lihat Monpera itu di bagian pagar depannya menjadi cerminan dari Monpera itu sendiri. Alangkah bagusnya jika ornamennya dibungkus dengan motif songket,” imbuhnya.
Ketua HDII Sumsel Dian Anggraini, S.T.,M.T.,IAI.,HDII., melanjutkan di Sumsel ini banyak sekali kearifan lokal, seperti bahasa, makanan, kain, sampai ke hewan khasnya.
Dia berharap HDII Sumsel ikut berperan aktif bersama pemerintah memberikan ciri khas Provinsi Sumsel.(ton)